ERA.id - Prancis enggan mengakui Palestina sebagai sebuah negara dalam waktu dekat. Pengakuan itu disebut lantaran Presiden Emmanuel Macron tidak ingin karena emosi.
Presiden Emmanuel Macron mengatakan bahwa ia enggan mengakui Palestina sebagai sebuah negara dengan keadaan penuh emosi. Menurutnya, pengakuan negara Palestina akan dia lakukan
"Saya sepenuhnya siap untuk mengakui negara Palestina, namun saya yakin pengakuan ini harus dilakukan pada saat yang tepat," kata Macron, dikutip surat kabar Lemonde, Jumat (7/6/2024).
"Saya tidak akan melakukan pengakuan karena emosi," tambahnya.
Lalu, kata Macron, Palestina harus terlebih dahulu menerapkan sejumlah reformasi dan bahwa tindakan pengakuan harus digunakan untuk memberikan tekanan terhadap Israel, sehingga memerlukan mobilisasi negara-negara seperti Amerika.
Macron menegaskan bahwa dia akan terus bekerja dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu selama dia masih menjabat, dan menggambarkannya sebagai teman bicara yang sepenuhnya sah.
Organisasi masyarakat sipil dan serikat mahasiswa menekan pemerintah Eropa untuk mengakui warga Palestina sebagai sebuah negara dan melindungi hak-hak mereka dalam menghadapi serangan Israel yang terus-menerus terhadap warga sipil di tempat penampungan PBB dan kamp-kamp pengungsi.
Spanyol, Norwegia, dan Irlandia mengakui Palestina pada 28 Mei, sedangkan Slovenia pada 4 Juni.
Sebelumnya pada hari Kamis, 26 organisasi masyarakat sipil Belgia mengirim surat kepada Perdana Menteri Alexander De Croo yang mendesaknya untuk mengakui negara Palestina tanpa penundaan.