ERA.id - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengaku saat ini negara yang dia pimpin sedang mengalami krisis eksistensial. Krisis itu juga diperburuk dengan musuh yang dimiliki Prancis menjadi lebih banyak baik secara internal maupun eksternal.
"Kita tidak pernah mempunyai begitu banyak musuh baik di dalam maupun di luar. Kita hidup di titik eksistensial di mana Eropa bisa mati. Saya telah membicarakan hal ini beberapa pekan yang lalu," kata Macron, dikutip Sputnik, Selasa (28/5/2024).
Macron menilai, situasi yang mengerikan ini sebagian besar disebabkan oleh konflik di Ukraina dan tantangan ekonomi terkait dekarbonisasi perekonomian.
"Kita sedang menjalani krisis demokrasi," tambahnya, mengacu pada semakin popularnya partai-partai nasionalis di Eropa.
Lalu, kata Macron, Eropa perlu mendukung Kiev sampai akhir dan siap menghadapi skenario apa pun untuk mencapai perdamaian di Ukraina.
Presiden Perancis itu menambahkan bahwa ia ingin melihat "rencana ambisius untuk pertahanan Ukraina" setelah kunjungannya ke Jerman, serta rencana pertahanan dan keamanan Eropa dan perspektif bersama mengenai pertumbuhan, inovasi dan daya saing Uni Eropa.
Diketahui Macron sedang melakukan kunjungan kenegaraan selama tiga hari ke Jerman dari Minggu hingga Selasa. Kunjungan ini menjadikan Macron sebagai presiden Prancis pertama yang melakukan kunjungan kenegaraan ke Jerman sejak 2000.
Kunjungan tersebut sebelumnya dijadwalkan berlangsung tahun lalu, tetapi ditunda karena alasan nasional,yaitu kerusuhan di Prancis setelah seorang remaja berusia 17 tahun ditembak mati oleh seorang polisi di Nanterre, daerah pinggiran kota Paris.