ERA.id - Gedung Putih menanggapi soal pembubaran Kabinet Perang yang dibentuk oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Gedung Putih menyebut pembubaran itu urusan internal pemerintah Israel.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan keputusan pembubaran Kabinet Perang itu sepenuhnya berada di tangan Netanyahu. Kirby juga menyebut Netanyahu tidak punya banyak pilihan soal langkah kedepan Israel usai ditinggal sejumlah menteri dalam Kabinet Perang.
"Kami mengatakan pada saat itu bahwa kami yakin ini adalah langkah yang bermanfaat, dan kami masih berpegang pada hal itu. Namun dengan keputusan Menteri (Benny) Gantz untuk mundur, saya tidak yakin Perdana Menteri Netanyahu akan mempunyai banyak pilihan lain," kata Kirby, dikutip Anadolu, Rabu (19/6/2024).
Pernyataan Kirby itu mengacu pada kepergian Gantz dari kabinet tersebut pada minggu lalu.
Tel Aviv pada Senin mengumumkan Netanyahu telah membubarkan Kabinet Perang yang dibentuk pada 11 Oktober 2023, hanya beberapa hari setelah Israel pada 7 Oktober mulai melancarkan perang di Gaza.
Menurut lembaga penyiaran publik KAN, setelah Gantz pergi, Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben-Gvir telah mengajukan permintaan kuat untuk bergabung dengan Kabinet Perang Israel.
Ada laporan bahwa Netanyahu membubarkan kabinet tersebut sebagai tanggapan terhadap pengunduran diri Gantz.
Langkah itu dilakukan setelah pemimpin oposisi Gantz mundur dari pemerintahan darurat pada awal Juni, menyusul ketidaksepakatan mengenai strategi pascaperang di Jalur Gaza.
Anggota awal dari kabinet tersebut termasuk Netanyahu, Gantz, Menteri Pertahanan Yoav Gallant, Ron Dermer, Gadi Eizenkot, dan pemimpin partai Shas, Aryeh Deri.