ERA.id - Keenam warga negara Vietnam yang ditemukan tewas di sebuah hotel mewah di Bangkok diduga meninggal dunia setelah menelan sianida dari cangkir teh.
Dokter forensik Kornkiat Vongpaisarnsin yang melakukan otopsi terhadap enam jenazah mengatakan mulut dan kuku dari para korban berubah menjadi ungu. Kornkiat menduga seluruh korban meninggal karena sianida.
"Mulut dan kuku di seluruh tubuh berubah menjadi ungu, menunjukkan kurangnya udara bisa menjadi penyebab kematian. Kami menduga mereka semua meninggal karena sianida yang menyebabkan kurangnya udara di beberapa organ," kata Kornkiat, dikutip CNA, Kamis (18/7/2024).
Pernyataan dokter forensik ini juga dikuatkan dengan temuan polisi Thailand di lokasi kejadian. Polisi menemukan jejak sianida di dalam cairan di teko dan enam cangkir di kamar hotel.
Polisi menyimpulkan bahwa kemungkinan besar kasus tersebut merupakan kasus pembunuhan-bunuh diri, dan salah satu korban tewas diyakini sebagai pelaku kejahatan tersebut.
"Kami ingin mengonfirmasi bahwa satu dari enam orang tewas menyebabkan insiden ini menggunakan sianida. Kami yakin satu dari enam pelaku melakukan kejahatan tersebut," kata wakil komandan investigasi di Biro Kepolisian Metropolitan Bangkok Noppasil Poonsawas.
Pihak kepolisian yang juga melakukan wawancara dengan kerabat para korban juga mengungkap adanya perselisihan utang terkait investasi.
Keenam korban tewas yang terdiri dari tiga pria dan tiga wanita itu ditemukan tewas di sebuah suite di hotel Grand Hyatt Erawan, Selasa (16/7). Mereka diidentifikasi sebagai Nguyen Thi Phuong Lan (47), Pham Hong Thanh (49), Tran Dinh Phu (37), Nguyen Thi Phuong (46).
Sementara dua lainnya yang memiliki kewarganegaraan Amerika adalah Chong Sherine (56), dan Dang Hung Van (55). Chong Sherine diduga sebagai pelaku yang meracuni lainnya.
Menurut harian Thailand Kaosod English, mengutip sumber, dia telah membujuk beberapa orang dalam kelompok tersebut untuk berinvestasi dalam membangun rumah sakit di Jepang. Namun, mereka akhirnya kehilangan 10 juta baht (Rp4 miliar).
Kasus ini diketahui mendapat bantuan dari Biro Investigasi Federal untuk penyelidikan kasus tersebut.