ERA.id - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menegaskan bahwa konfrontasi yang dilakukan pasukan militernya di wilayah Kursk Rusia karena pembatasan dari Barat. Zelenskyy menekankan tidak boleh ada 'garis merah' dalam konfrontasi Ukraina dengan Rusia.
Zelenskyy mengacu pada putusan Barat karena menerapkan pembatasan terhadap serangan jauh ke wilayah Rusia. Hal ini lah yang memicu pasukan Ukraina memasuki wilayah Kursk Rusia beberapa waktu lalu.
"Jika mitra kami telah mencabut semua perbatasan serangan terhadap target di Rusia, kami tidak perlu memasuki wilayah Kursk secara fisik," katanya saat menghadiri pertemuan di Kementerian Luar Negeri Ukraina di Kyiv, dikutip AFP, Selasa (20/8/2024).
Zelenskyy berpendapat bahwa operasi Ukraina di Kursk mengungkap kekeliruan dari apa yang disebut "garis merah" dalam berurusan dengan Rusia.
"Kita sekarang memiliki pergeseran ideologis yang krusial, konsep garis merah yang naif dan ilusif mengenai Rusia, yang pernah lazim dalam beberapa penilaian perang, telah runtuh," katanya.
Selain itu, dia juga mengklaim bahwa pasukan Ukraina saat ini menguasai sekitar 1.250 kilometer persegi wilayah dan 92 permukiman di Kursk. Zelenskyy juga mendesak sekutu Barat untuk melakukan sinkronisasi dengan Ukraina dan mempercepat pengiriman senjata dan peralatan militer yang dijanjikan.
Operasi di Kursk dimulai pada malam tanggal 5-6 Agustus, dengan pasukan Ukraina memasuki wilayah dekat Sudzha. Pada tanggal 12 Agustus, Zelenskyy mengonfirmasi serangan tersebut tetapi tidak mengungkapkan tujuannya.
Di sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin mengutuk serangan tersebut sebagai "serangan teroris," sementara Kementerian Situasi Darurat Rusia melaporkan bahwa lebih dari 121.000 orang telah dievakuasi dari zona pertempuran.