Polisi Filipina Gerebek Pusat Judi Online Dikelola Warga China, Pelaku Ada Orang Indonesia

| 23 Aug 2024 16:00
Polisi Filipina Gerebek Pusat Judi Online Dikelola Warga China, Pelaku Ada Orang Indonesia
Kantor judol Filipina (Dok. SCMP)

ERA.id - Kepolisian Filipina menggerebek sebuah pusat penipuan yang dikelola oleh warga China. Pusat penipuan itu diduga menipu para korban dengan berkedok game online berlisensi.

Dari penggerebekan itu polisi mengamankan 67 warga negara asing di sebuah menara perkantoran di kota Manila. Dari 67 yang ditangkap, 58 diantaranya merupakan warga China, Malaysia, Myanmar, Indonesia, dan Filipina. 32 pelaku yang ditangkap juga termasuk warga Filipina.

"Pemilik dan manajer fasilitas itu keduanya warga negara Tiongkok termasuk di antara mereka yang ditangkap," kata polisi dalam sebuah pernyataan, dilansir SCMP, Jumat (23/8/2024).

Dalam keterangan kepolisian disebutkan bahwa perusahaan berkedok game online itu menjalankan penipuan investasi mata uang kripto dan lova scam atau penipuan cinta. Modus penipuan ini memanfaatkan karyawan yang menyamar sebagai model untuk membujuk korban agar berinvestasi di platform tersebut.

Warga Filipina yang ditangkap mengatakan kepada polisi bahwa mereka dipaksa bekerja sebagai penipu, tanpa menyebutkan apa yang akan terjadi pada mereka jika mereka menolak.

"Beberapa karyawan bekerja sebagai model yang dipaksa berpakaian menggoda dan terlibat dalam perilaku cabul untuk membantu memikat calon korban," kata pernyataan itu.

Presiden Ferdinand Marcos bulan lalu melarang platform tersebut karena industri tersebut terkait dengan penipuan, penculikan, perdagangan manusia, dan pembunuhan. Larangan terhadap operator perjudian online itu dikeluarkan menyusul protes publik atas tuduhan bahwa seorang wali kota setempat terlibat dalam pusat penipuan besar di utara Manila.

Alice Leal Guo, wali kota Bamban, telah melarikan diri setelah ia dituduh sebagai warga negara Tiongkok yang secara curang memperoleh kewarganegaraan Filipina yang memungkinkannya mencalonkan diri untuk jabatan.

Lebih lanjut, pihak berwenang yakin mungkin ada beberapa ratus entitas perjudian daring ilegal serta lebih dari 40 operator berlisensi, yang menjalankan pusat penipuan di bawah pengawasan pejabat publik.

Rekomendasi