Usai Assad Lengser, Netanyahu Perintahkan Militer Israel Siaga di Perbatasan

| 09 Dec 2024 11:30
Usai Assad Lengser, Netanyahu Perintahkan Militer Israel Siaga di Perbatasan
Netanyahu (X/Netanyahu)

ERA.id - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan militer untuk merebut zona penyangga demiliterisasi di perbatasan dengan Suriah. Perintah ini dikeluarkan usai penggulingan Bashar al-Assad di Damaskus.

Dalam perintahnya, Netanyahu menyinggung soal perjanjian pelepasan 50 tahun lalu yang ia sebut sudah tidak berlaku lagi setelah Assad lengser. Hal ini menyebabkan pasukan militer Suriah meninggalkan posisi mereka.

"Saya memerintahkan IDF (militer) kemarin untuk merebut zona penyangga dan posisi komando di dekatnya. Kami tidak akan membiarkan kekuatan musuh mana pun membangun diri di perbatasan kami," katanya, dikutip AFP, Senin (9/12/2024).

Pengumuman tersebut dibuat oleh Netanyahu saat ia mengunjungi Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel yang berbatasan dengan zona penyangga.

Sebelum aksi pemberontakan terjadi di Suriah, tentara Israel mengumumkan pengerahan pasukan di zona penyangga yang dipatroli oleh PBB untuk membantu pasukan penjaga perdamaian dalam menangkis serangan. Hal ini dilakukan dengan alasan kemungkinan adanya kelompok bersenjata ke zona penyangga.

"Menyusul peristiwa baru-baru ini di Suriah, IDF telah mengerahkan pasukan di zona penyangga dan di beberapa tempat lain yang diperlikan untuk pertahanannya, guna memastikan keselamatan masyarakat Dataran Tinggi Golan dan warga Israel," kata pernyataan IDF.

Pernyataan itu juga menyebutkan bahwa IDF akan tetap patroli untuk menjaga zona penyangga dan membela Israel.

Selain itu, militer Israel juga mengatakan pada hari Minggu (11/12) bahwa mereka memberlakukan jam malam bagi penduduk lima kota Suriah di zona penyangga demiliterisasi Dataran Tinggi Golan.

"Demi keamanan Anda, Anda harus tinggal di rumah dan tidak keluar rumah sampai ada pemberitahuan lebih lanjut," kata Letnan Kolonel Avichay Adraee, juru bicara militer Israel.

Sejak koalisi pemberontak, yang dipimpin oleh kelompok Islamis Hayat Tahrir al-Sham, memulai serangan barunya terhadap pasukan pemerintah pada 27 November, pasukan pemerintah Suriah telah meninggalkan posisi di dekat Golan yang dikuasai Israel.

Presiden Suriah Bashar al-Assad melarikan diri ke Rusia setelah kelompok anti-rezim menguasai ibu kota Damaskus pada Minggu (11/12) pagi, menandai runtuhnya rezim Partai Baath yang telah berkuasa di Suriah sejak 1963. Peristiwa ini terjadi lebih dari sepekan setelah kelompok anti-rezim merebut kendali atas Aleppo, sebuah kota besar di wilayah utara Suriah.

Rekomendasi