Tim Editor
ERA.id - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menekankan pihaknya akan melakukan rencana dari Presiden AS Donald Trump di Gaza. Netanyahu menyebut usulan Trump berpotensi mengubah segalanya di Gaza.
"Saya pikir usulan Presiden Trump adalah ide segar pertama dalam beberapa tahun, dan usulan ini berpotensi mengubah segalanya di Gaza," kata Netanyahu, dikutip Fox News, Senin (10/2/2025).
Meski akan melakukan rencana yang disampaikan oleh Trump soal relokasi warga Palestina di Gaza, Netanyahu mengatakan bahwa usulan ini menjadi langkah yang tepat demi masa depan wilayah Palestina.
"Trump tidak pernah mengatakan bahwa ia ingin pasukan Amerika melakukan tugasnya. Coba tebak? Kami akan melakukannya," tagas Netanyahu.
Israel diketahui merebut Jalur Gaza pada tahun 1967 dan mempertahankan kehadiran militer di wilayah tersebut hingga tahun 2005 serta menarik keluar pemukim dan pasukannya. Israel kemudian memberlakukan blokade yang melumpuhkan wilayah yang diperintah Hamas itu setelah serangan pada Oktober 2023.
Netanyahu pun menyoroti tindakan Hamas yang akan menduduki wilayah Gaza bila tindakan Trump tidak segera dilakukan. Ia secara tegas mengatakan tidak akan ada kemajuan di Gaza bila Hamas terus ada.
"Saya rasa kita harus meneruskannya," imbuhnya, sambil menyoroti negara yang bersedia menerima pengungsi Gaza.
Isu relokasi yang menghantui warga Palestina ini tak lepas dari sejarah kelam dunia Arab tentang Nakba, atau bencana pemindahan massal warga Palestina selama pembentukan Israel tahun 1948.
"Semua orang menggambarkan Gaza sebagai penjara terbuka terbesar di dunia," kata Netanyahu.
Lebih lanjut, Netanyahu mengatakan bahwa relokasi penduduk Palestina bukan berati pembersihan etnis.
"Usir penduduk, biarkan mereka pergi. Bukan pengusiran paksa, bukan pembersihan etnis - usir orang-orang dari tempat yang oleh semua negara dan para dermawan disebut sebagai penjara terbuka. Mengapa Anda memenjarakan mereka?" pungkasnya.
