ERA.id - Seorang perempuan Swedia yang awalnya sehat meninggal sekitar sepekan usai divaksin COVID-19 AstraZeneca, menurut Swedish Medical Products Agency pada Kamis (18/3/2021), dilansir dari ANTARA.
"Ini adalah kasus penggumpalan darah di arteri dan vena dan juga perdarahan hebat, yakni peristiwa tak biasa yang menjadi fokus penyelidikan Badan Pengawas Obat Eropa (EMA)," kata kepala keamanan obat Swedish Medical Products Agency, Veronica Arthurson saat konferensi pers.
Otoritas Swedia pada Kamis mengatakan masih akan menghentikan penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca hingga pekan depan.
EMA pada Kamis juga mengaku masih yakin bahwa khasiat vaksin COVID-19 AstraZeneca lebih besar ketimbang risikonya menyusul investigasi atas laporan kasus penggumpalan darah, yang berujung pada penangguhan penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca di belasan negara.
Irlandia Tetap Tangguhkan Vaksin AstraZeneca
Irlandia, salah satu negara yang menangguhkan penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca, menyebut penyetopan atas AstraZeneca tindakan yang tepat guna melindungi kepercayaan masyarakat pada program vaksinasi.
Hal ini disampaikan Wakil Kepala Media Ronan Glynn, Kamis, dikutip dari ANTARA.
Irlandia menangguhkan penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca Minggu lalu mengutip kekhawatiran soal kasus penggumpalan darah. Otoritas pada Jumat akan menentukan nasib kelanjutan vaksin tersebut setelah badan pengawas obat Uni Eropa menyatakan bahwa vaksin COVID-19 AstraZeneca "aman dan ampuh."
"Saya yakin bahwa keputusan tepat telah diambil. Kami bertindak cepat dan demi kepentingan terbaik masyarakat, serta kepentingan program vaksinasi." kata Glynn saat konferensi pers.
"Saya berharap bahwa pada saatnya nanti (keputusan itu) akan terlihat telah melindungi program vaksinasi, untuk melindungi kepercayaan pada program vaksinasi dan pada waktunya akan terlihat bahwa keputusan yang tepat telah dibuat," katanya.