ERA.id - Lebih cepat dari tes PCR dan lebih akurat daripada alat tes cepat, senjata terkini untuk memberantas infeksi Covid-19 kini memiliki empat kaki dan penciuman yang tajam.
Sebuah penelitian yang makalahnya dipublikasikan Senin, (24/5/2021), menemukan bahwa pasien yang terinfeksi Covid-19 mengeluarkan bau badan yang khas, yang kemudian mudah dikenali oleh anjing-anjing yang dilatih untuk mendeteksi secara presisi.
Berdasarkan laporan The Guardian, anjing terlati itu - salah satunya dari ras golden labrador - memiliki lendir di hidungnya yang bekerja sesuai kebutuhan deteksi Covid-19. Lendis, atau mukus, itu mengurai molekul bau dari udara dan membawanya ke reseptor penciuman di ujung atas hidung mereka.
Sementara manusia hanya memiliki 5 jutareseptor penciuman (olfaktori), spesies anjing memiliki 300 juta reseptor.
It's been a fantastic week for the science behind the sniff as the results of our #COVID19 project shows dogs are fast, accurate and reliable at detecting the disease. Here's a word from our CEO & Chief Scientific Officer, Claire Guest https://t.co/vM5shY7stT @LSHTM @durham_uni pic.twitter.com/TvtbuDhMux
— Medical Detection Dogs (@MedDetectDogs) May 25, 2021
Dalam riset yang dijalankan di London, Inggris itu, enam ekor anjing diikutsertakan dalam studi. Penelitian menunjukkan bahwa sensitivitas anjing mencapai 94,3% dalam hal mencium 'bau' infeksi Covid-19 dari pakaian yang pernah dipakai oleh pasien corona. Artinya, bila ada 100 orang pasien Covid-19, anjing-anjing ini bisa mendeteksi 94 di antaranya.
Sensitivitas itu lebih baik daripada 58% hingga 77 persen dari tes cepat, dan sedikit di bawah level PCR, yaitu 97,2 persen.
Namun, anjing pendeteksi Covid-19 ini mampu mendeteksi lebih cepat dari PCR karena bisa menciptakan diagnosis dalam waktu satu detik.
"Ini mencakup orang-orang tanpa gejala, dan juga orang yang hanya memiliki sedikit konten virus," sebut Prof James Logan, orang yang ikut memimpin penelitian ini.
It's been a fantastic week for the science behind the sniff as the results of our #COVID19 project shows dogs are fast, accurate and reliable at detecting the disease. Here's a word from our CEO & Chief Scientific Officer, Claire Guest https://t.co/vM5shY7stT @LSHTM @durham_uni pic.twitter.com/TvtbuDhMux
— Medical Detection Dogs (@MedDetectDogs) May 25, 2021
Perlu delapan hingga 10 pekan agar para anjing mampu mendeteksi Covid-19. Mereka belajar mendeteksi infeksi menggunakan kaos, kaus kaki, dan masker yang didonasikan oleh masyarakat dan staf layanan kesehatan Inggris (NHS), beberapa di antara mereka pernah terinfeksi Covid-19.
Namun, meski akurat, para anjing ini tidak akan menggantikan tes PCR. Meski mereka bisa dengan cepat menyeleksi orang-orang di bandara yang diduga terinfeksi Covid-19, identifikasi ini tetap akan membutuhkan tes PCR.
Tantangan terbesarnya, tulis The Guardian, adalah bagaimana pelatihan deteksi oleh anjing-anjing ini bisa diperluas. Penelitian juga masih dilakukan untuk memastikan molekul bau apa yang dideteksi oleh para anjing tersebut, yang nantinya bisa direkayasa menjadi bahan pelatihan deteksi Covid-19 oleh anjing-anjing lainnya.