ERA.id - Seorang anggota tim Olimpiade Uganda yang dites positif virus corona saat kedatangan di Jepang membawa varian Delta, kata menteri Olimpiade Jepang, Jumat, (25/6/2021), menambah kekhawatiran pada Olimpiade yang kurang dari sebulan lagi.
Dilansir dari ANTARA, seorang pelatih dalam delegasi negara Afrika itu dinyatakan positif pada Sabtu, sementara anggota kedua, seorang atlet, dites positif pada Rabu, setelah tiba di kota yang menjadi tuan rumah tim Izumisano, kata ofisial sebelumnya.
Menteri Olimpiade Jepang Tamayo Marukawa mengatakan dalam konferensi pers bahwa pada orang yang tiba Sabtu telah ditemukan membawa varian Delta, lapor televisi publik NHK, dengan menambahkan bahwa analisis sedang dilakukan pada kasus kedua yang dikonfirmasi, demikian dilaporkan Reuters.
Marukawa mengatakan ia akan berkonsultasi dengan kementerian lainnya dan bekerja sama dengan mereka yang di lapangan mengenai langkah-langkah yang dibutuhkan, kata NHK.
Jepang tidak pernah mengalami wabah eksplosif virus yang terlihat di tempat lain namun sedang berjuang dengan gelombang infeksi keempat.
Penurunan laju kasus baru dan peluncuran vaksinasi yang dipercepat mendorongnya untuk melonggarkan keadaan darurat di Tokyo dan delapan prefektur lainnya pada Minggu.
Tetapi para ahli telah mengungkapkan kekhawatiran tentang peningkatan baru dalam kasus di Tokyo serta tentang penyebaran varian yang lebih mudah menular. Tokyo mencatat 570 kasus COVID-19 baru pada Kamis, naik dari 452 pada hari yang sama seminggu sebelumnya.
Pemerintah dan penyelenggara Jepang telah berjanji untuk membuat Olimpiade, yang dimulai pada 23 Juli, "aman dan terjamin". Tetapi banyak orang Jepang tetap skeptis tentang kemungkinan mengadakan Olimpiade yang diperkecil dengan aman selama pandemi.
Penyelenggara telah melarang penonton asing dan membatasi jumlah penonton domestik untuk acara tersebut. Alkohol, tos dan berbicara keras juga akan dilarang di stadion.
Menteri Ekonomi Yasutoshi Nishimura, penanggung jawab pemerintah dalam respons pandemi, mengatakan pihak berwenang perlu mengingat varian Delta, mengingat pengalaman di Amerika Serikat dan Inggris, di mana ia menyebar dengan cepat.
Varian tersebut kini menyumbang 3 persen jumlah kasus baru di Jepang.
"Mempertimbangkan bahwa varian Delta akan menyebar ... penting untuk melanjutkan tindakan tegas," katanya kepada wartawan.
Nishimura mengatakan langkah-langkah yang lebih kuat akan diambil jika infeksi menyebar ke "tingkat tertentu" atau rumah sakit dalam keadaan genting.
Beberapa daerah termasuk Tokyo tetap berada di bawah pembatasan "darurat semu", termasuk pembatasan penjualan alkohol di restoran-restoran. Larangan mungkin perlu diterapkan kembali, kata Nishimura.