ERA.id - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, dengan terdeteksinya Covid-19 Varian Omicron di Indonesia maka akan terjadi kenaikan kasus yang cukup tinggi dan cepat. Namun, dia meminta masyarakat tak perlu panik dan tetap waspada.
"Oleh karena Varian Omicron sudah masuk ke Indonesia, kami sampaikan pesan pasti akan ada kenaikan kasus yang cukup tinggi dan cukup cepat. Kita tetap waspada dan hati-hati, kita harus siaga, namun tidak perlu panik," kata Budi dalam keterangan video, Rabu (12/1/2022).
Budi menjelaskan, meskipun akan ada kenaikan kenaikan kasus yang tinggi dan cepat namun gejala yang ditimbulkan cukup ringan. Berdasarkan penelitian, pasien Varian Omicron yang masuk ke rumah sakit hanya 30-40 persen saja.
Jumlah itu, kata Budi, jauh lebih rendah daripada kasus positif Covid-19 Varian Delta yang menyerang di tahun lalu.
"Kasus yang masuk rumah sakit akan jauh lebih rendah dibandingkan dengan kasus sebelumnya pada saat gelombang Delta," kata Budi.
Lebih lanjut, Budi kembali mengingatkan pada masyarakat bahwa salah satu cara menanggulangi Varian Omicron adalah dengan mematuhi protokol kesehatan.
Selain itu, juga harus rajin melakukan tes polymerase chain reaction (PCR) jika merasa tidak enak badan. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya penyebaran virus di tegah masyarakat.
"Testing. Kalau merasa tidak enak badan jangan ragu-ragu tes PCR. Kami akan segera meningkatkan reagen PCR yang bisa mendeteksi Omicron," ujarnya.
Jika sakit, kata Budi, sebaiknya segera melalukan isolasi, baik di rumah sakit, mandiri, maupun terpusat.
"Kemudian kalau sakit lebih baik kita isolasi. Karena Omicron umumnya ringan, kita akan menyiapkan strategi perawatan bukan di rumah sakit tapi strategi perawatannya lebih isolasi mandiri di rumah atau isolasi terpusat," ujar Budi.
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan memprediksi puncak gelombang Covid-19 akibat Varian Omicron akan terjadi pada awal Februari. Hal ini berdasarkan pegamatan dari negara lain.
Luhut mengatakan, saat ini sebanyak 150 negara yang teridentifikasi Varian Omicron dan beberapa diantaranya mengalami gelombang Covid-19 baru. Menurutnya, Indonesia juga dapat mengalami hal yang serupa.
"Omicron terlah teridentifikasi di 150 negara dan menimbulkan gelombang baru dengan puncak yang lebih tinggi di berbagai negara dunia. Indonesia bukan tidak mungkin dapat mengalami hal yang sama," kata Luhut dikutip dari keterangannya, Rabu (12/1).
Luhut mengatakan, berdasarkan pegamatan di negera lain, kasus Varian Omicronmencapai puncaknya dalam kisaran waktu 40 hari. Menurutnya, hal ini lebih cepat daripada puncak gelombang Covid-19 akibat Varian Delta.
"Untuk kasus di Indonesia, kita perkirakan puncak gelombang (Covid-19) karena Omicron akan terjadi pada awal Februari," kata Luhut.