ERA.id - Jepang tidak akan pernah berperang lagi, demikian dijanjikan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga dalam peringatan akhir dari Perang Dunia II, Minggu, (15/8/2021).
Hampir delapan dekade sejak berakhirnya perang, konflik tetap menjadi sumber ketegangan antara Jepang dan negara tetangganya, khususnya China dan Korea Utara serta Korea Selatan.
“Sejak perang berakhir, Jepang konsisten dalam meniti langkah sebagai negara yang menjunjung tinggi perdamaian,” kata Suga dalam pidatonya saat upacara peringatan di Tokyo, melansir ANTARA.
“Kita tidak boleh lagi mengulang kehancuran akibat perang. Kita akan terus berkomitmen dalam keyakinan ini,” tegasnya.
Hal yang sama juga telah digaungkan oleh Kaisar Naruhitoyang mengungkapkan penyesalan mendalam atas masa lalu perang Jepang seperti yang ia telah lakukan sebelumnya.
Menteri Lingkungan Shinjiro Koizumi dan Menteri Pendidikan Koichi Hagiuda keduanya memberikan penghormatan di kuil tersebut pada Minggu, untuk para korban perang Jepang, termasuk 14 pemimpin Perang Dunia II yang dihukum sebagai penjahat perang “Kelas A”.
Suga, yang tidak diharapkan untuk berkunjung, kemungkinan akan memberikan persembahan.
Kunjungan ke Kuil Yasukuni yang kontroversial oleh anggota kabinet Suga juga Abe pada Minggu akan menyulut kemarahan China dan kedua negara Korea, melansir ANTARA. Rakyat Korea masih kesal dengan pemerintahan Jepang sejak 1910 hingga 1945, sementara China memiliki kenangan pahit terhadap invasi dan pendudukan Jepang yang brutal di beberapa bagian China sejak 1931 hingga 1945.
“Seperti tahun-tahun sebelumnya, saya dengan tulus menyampaikan belasungkawa kepada mereka yang mengorbankan hidupnya dalam in perang-perang masa lampau dan memperbarui janji saya untuk perdamaian yang abadi,” kata Hagiuda kepada awak media.
Ketika ditanya tentang penentangan dari Korea Selatan dan China atas kunjungan para menteri, ia menyatakan wajar memberikan penghormatan kepada mereka yang mengorbankan dirinya untuk negara mereka.
Dia juga mengharapkan pengertian dari para negara tetangga Jepang.