Ngeri! Iran Luncurkan Rudal Baru Berdaya Jangkau 1.450 KM, Bisa Jangkau Pangkalan Israel dan AS

| 10 Feb 2022 08:21
Ngeri! Iran Luncurkan Rudal Baru Berdaya Jangkau 1.450 KM, Bisa Jangkau Pangkalan Israel dan AS
Ilustrasi-Rudal penjelajah diluncurkan oleh pemerintah Iran di sebuah lokasi yang tidak disebutkan, dalam sebuah foto yang diterima kantor berita Reuters, Kamis (20/8/2020). ANTARA FOTO/WANA

ERA.id - Iran meluncurkan rudal baru dengan daya jangkau 1.450 km pada Rabu, sehari setelah pembicaraan tidak langsung di Wina tentang pakta nuklir 2015 kembali digelar.

Iran mengatakan rudal balistiknya memiliki jangkauan hingga 2.000 km dan mampu mencapai pangkalan musuh bebuyutannya Israel dan Amerika Serikat di kawasan tersebut.

TV Pemerintah Iran menayangkan rudal permukaan-ke-permukaan Kheibar Shekan atau "Kheibar buster", yang mengacu pada oasis Yahudi kuno yang disebut Kheibar di wilayah Hijaz di Semenanjung Arab yang dikuasai oleh pejuang Muslim pada abad ke-7.

Rudal itu dipamerkan saat kunjungan para pemimpin militer utama Iran ke pangkalan rudal elit Pengawal Revolusi (IRGC), demikian Tasnim. Iran sendiri diketahui memiliki salah satu program rudal terbesar di Timur Tengah.

"Senjata strategis itu merupakan rudal jarak jauh generasi ketiga yang dikembangkan IRGC yang menggunakan bahan bakar padat dan mampu menembus perisai rudal dengan kemampuan manuver yang tinggi," katanya.

"Model "Kheibarshekan" yang telah dimodifikasi mengurangi sepertiga bebannya dibanding dengan rudal serupa," katanya. Waktu persiapan peluncuran rudal dipercepat seperenam dari waktu normal.

Delegasi pembicaraan di Wina mengatakan mereka telah menghasilkan progres terbatas sejak pembicaraan tersebut kembali digelar pada November.

Negara-negara Barat menyebutkan masih ada sedikit waktu sebelum kemajuan nuklir Iran membuat pakta nuklir 2015, yang membatasi mereka, sia-sia.

Pejabat keamanan senior Iran Ali Shamkhani pada Rabu mengkritik pendekatan Amerika Serikat.

"Suara dari Pemerintah AS membuktikan tidak adanya koordinasi di negara itu untuk membuat keputusan politik ke arah kemajuan pembicaraan Wina," cuit Shamkhani di Twitter.

Rekomendasi