ERA.id - Korea Utara merayakan 10 tahun kepemimpinan Kim Jong Un dan memuji keberhasilannya dalam pengembangan senjata nuklir.
Senin (11/4) menandai tepat satu dekade sejak Kim muda terpilih sebagai pemimpin Partai Buruh Korea (WPK) dan kepala negara.
Keluarga Kim telah berkuasa di Korut –negara yang hanya memiliki satu partai– sepanjang sejarahnya.
Dia melanjutkan dinasti politik saat ditunjuk sebagai panglima tertinggi militer setelah ayahnya, Kim Jong Il, wafat pada Desember 2011.
Choe Ryong Hae, salah satu pejabat Korut paling senior dan anggota Presidium Biro Politik Komite Pusat WPK, memuji Kim di depan pertemuan nasional pada Minggu (10/4).
Dia menyebut Kim sebagai "seorang pemikir berbakat dan ahli teori, negarawan ulung dan komandan hebat tiada tara."
Kim juga disebutnya sebagai "patriot tak tertandingi dan pembela perdamaian yang hebat" karena menjadikan Korut "kekuatan militer penuh dengan semua sarana fisik pertahanan diri yang kuat."
Meskipun menghadapi berbagai kesulitan, kata Choe, Kim telah membuka era baru Korut sebagai bangsa sosialis kuat yang sejahtera dan tumbuh secara swasembada dan mandiri.
Pertemuan pada Minggu itu mengawali pekan peringatan, termasuk perayaan 110 tahun lahirnya pendiri Korut Kim Il Sung –kakek Kim Jong Un– pada Jumat (15/4).
Citra satelit komersial memperlihatkan pasukan Korut tengah berlatih parade militer yang diperkirakan akan berlangsung pekan ini.
Para analis mengatakan ada indikasi bahwa Korut akan memamerkan rudal balistik antarbenua (ICBM) dalam parade itu.
Pada Maret, Korut mengejutkan pemerintah AS, Korea Selatan, dan Jepang dengan uji coba penuh ICBM untuk pertama kalinya sejak 2017.
Korut pekan lalu mengatakan mereka menentang perang tapi tidak akan segan menggunakan senjata nuklirnya jika diserang oleh Korsel.
Di bawah Kim, Korut melakukan empat dari enam uji coba nuklirnya dan mengembangkan ICBM yang diyakini mampu menjangkau lokasi mana pun di AS.
Kim telah berjanji untuk meningkatkan taraf hidup rakyatnya dan berusaha memacu ekonomi negara.
Namun, Korut mengalami kemunduran besar dalam beberapa tahun terakhir karena terkena sanksi internasional, pembatasan COVID-19, dan cuaca buruk.
Badan-badan PBB telah memperingatkan kemungkinan terjadinya krisis kemanusiaan di negara itu.
Media pemerintah memasang potret resmi Kim yang baru pada Minggu. Mereka juga melaporkan bahwa sebuah museum di Pyongyang telah membuka pameran tentang pencapaian "kepemimpinan abadi" Kim.
"Sepuluh tahun adalah waktu yang pas bagi Kim untuk berusaha dan meningkatkan kultus pribadinya lebih tinggi lagi," kata Colin Zwirko, koresponden analitis di NK News, yang memantau perkembangan Korut, di Twitter.