Tim Editor
ERA.id - Isu pangan dan pupuk dibahas serius oleh Presiden Joko Widodo saat bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Istana Kremlin, Kamis (30/6) kemarin.
Jokowi menekankan bahwa terganggunya rantai pasok pangan dan pupuk bisa berdampak kepada ratusan juta masyarakat dunia, khususnya di negara-negara berkembang.
"Saya tadi banyak berdiskusi dan menekankan bahwa pangan dan pupuk adalah masalah kemanusiaan, merupakan kepentingan masyarakat dunia, dan ratusan juta orang terdampak dengan adanya rantai pasok pangan dan pupuk, terutama di negara-negara berkembang," kata Jokowi dalam konferensi pers usai bertemu Presiden Putin, dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden pada Jumat (1/7/2022).
Atas alasan kemanusiaan itu, Jokowi juga menyampaikan dukungannya kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atas upaya reintegrasi komoditi pangan dan pupuk Rusia.
"Dan komoditi pangan Ukraina untuk masuk lagi dalam rantai pasok dunia, dan khusus untuk jalur ekspor pangan Ukraina terutama melalui jalur laut," kata Jokowi.
Bak gayung bersambut, keinginan Jokowi agar rantai pasok pangan dan pupuk dapat kembali diperbaiki, pun disanggupi oleh Presiden Putin.
"Saya sangat menghargai, Presiden Putin yang tadi menyampaikan bahwa memberikan jaminan keamanan untuk pasokan pangan dan pupuk, baik dari Rusia, maupun dari Ukraina. Ini sebuah berita yang baik," kata Jokowi.
Sementara Presiden Putin menyebut Rusia siap mengekspor 50 juta ton gandum pada tahun ini.
"Tahun lalu Rusia memasok lebih dari 40 juta ton gabah ke pasar internasional, dan tahun ini kami akan siap memasok sekitar 50 juta ton," ujar Presiden Putin saat bertemu Presiden Jokowi, melansir Interfak, Kamis 30 Juni.
Sebagai informasi, Presiden Joko Widodo menemui Presiden Rusia Vladimir Putin di Istana Kremlin, Kamis, 30 Juni 2022. Jokowi tiba di Istana Kremlin sekitar pukul 15.30 waktu setempat dan langsung melakukan pertemuan tete-a-tete dengan Presiden Putin di Ruang Upacara Kenegaraan Istana Kremlin.
