Waspada Obesitas Pada Perempuan, Bisa Jadi Faktor Kanker Rahim

| 18 Nov 2024 17:15
Waspada Obesitas Pada Perempuan, Bisa Jadi Faktor Kanker Rahim
Obesitas penyebab kanker rahim (Freepik)

ERA.id - Dokter spesialis obstetri dan ginekologi Rumah Sakit Dr Sardjito dr. Addin Trirahmanto mengatakan bahwa obesitas menjadi salah satu faktor risiko kanker rahim atau kanker endometrium. 

Addin menjelaskan bahwa kanker rahim adalah salah satu jenis kanker yang paling banyak menyerang perempuan, ketiga setelah kanker serviks dan kanker ovarium. Kanker endometrium, kata dia, banyak menyerang perempuan pascamenopause.

Menurut dia, terdapat berbagai faktor risiko yang menyebabkan kanker rahim. Terkait obesitas, dokter Addin mengatakan bahwa lemak yang berlebih dalam waktu yang panjang dapat menyebabkan peningkatan estrogen, yang dapat memicu proses hiperplasi, yaitu penebalan dinding rahim.

"Jadi mungkin kalau mau kita lihat pada, ini yang belum kanker ya, kita akan ngomongkan sebelum jadi kanker, mungkin pada usia yang masih usia reproduktif itu kadang orang dengan gangguan menstruasi yang berlebihan," katanya, dikutip Antara, Senin (18/11/2024).

"Kadang kita lihat berat badannya. Kalau memang karena berat badannya yang berlebih, saran dari dokter tentunya untuk menurunkan berat badannya, menjadi ideal, sehingga nanti siklusnya balik sendiri," tambahnya.

Dia mengatakan, obesitas juga bisa memengaruhi siklus menstruasi. Oleh karena itu, penting untuk mengubah gaya hidup guna mencegah kanker rahim di kemudian hari. Adapun untuk faktor risiko lain, kata dia, salah satunya tamoxifen.

"Tamoxifen itu salah satu obat untuk pengobatan kanker payudara. Tapi misalnya individu tersebut masih ada rahimnya, karena pemberian tamoxifen itu memacu hiperplasi endometrium, itu mempunyai risiko. Belum tentu jadi, tapi risiko," imbuhnya.

Selain itu, kanker rahim juga bisa muncul karena faktor genetik, misalnya mutasi pada gen BRCA. Gejala yang sering ditemukan adalah keluhan perdarahan pascamenopause. Oleh karena itu, dia menyebut pentingnya kontrol ke dokter apabila mendapati hal itu.

Terkait pasien yang belum memasuki masa menopause namun mendapatkan gangguan serupa, juga perlu memeriksakan diri untuk mengetahui gangguan yang dialaminya. Biasanya, kata Addin, hiperplasi pada perempuan belum menopause disebabkan oleh faktor hormonal.

"Saat ini belum ada deteksi dini untuk kanker rahim, seperti deteksi dini untuk kanker serviks," pungkasnya.

Rekomendasi