Harga Produk Impor Melonjak, Strategi Pelaku Pasar Bertahan Hadapi Situasi

| 13 Oct 2022 08:31
Harga Produk Impor  Melonjak, Strategi Pelaku Pasar Bertahan Hadapi Situasi
PT. Supra Boga Lestari (Foto: Era.id/Adelia Hutasoit)

ERA.id - Sejumlah produk impor memperlihatkan kenaikan impor yang besar pada 2022. Terhambatnya kegiatan ekspor impor, menyebabkan kenaikan harga sejumlah komoditas pangan hingga penutupan sejumlah bisnis.

PT. Supra Boga Lestari memiliki strategi menghadapi harga produk impor yang terus naik. Maria Suwarni, Chief Marketing and Merchandising Officer PT. Supra Boga Lestari mengatakan sejak awal tahun 2022 produk impor dan lokal memang mengalami kenaikan.

Perang Rusia-Ukraina yang konfliknya dimulai Februari 2014, berdampak pada produk impor yang harganya mengalami lonjakan. Tetapi, PT. Supra Boga Lestari tidak langsung menaikkan harga-harga produk.

PT. Supra Boga Lestari (Foto: Era.id/Adelia Hutasoit)
PT. Supra Boga Lestari (Foto: Era.id/Adelia Hutasoit)

"Enggak usah produk impor, lokal juga sejak awal tahun sudah mengalami kenaikan. Peperangan Ukraina terkena efek semua barang. Bukan karena efek rupiah melemah, justru produsen jadi menahan dan tidak langsung menaikkan, karena pengin kita naikkan," ujar Maria, saat ditemui di Senayan Park, Jl. Gerbang Pemuda, Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Rabu (12/10/2022).

Menurutnya, jika harga produk sengaja dinaikkan, nantinya pelanggan tidak ada yang beli. Hingga akhirnya, perusahaan memutuskan untuk melakukan shrinkflation atau mengurangi ukuran suatu produk tanpa menaikkan harga produk.

"Kalau semakin naik, malah enggak ada yang beli. Jadi, sebetulnya, kenaikan itu bukan gara-gara melemah semenjak Ukraina itu," ujarnya.

"Enggak menaikkan tetapi shrinkflation atau mengurangi ukuran. Kita perbanyak ukuran kecil-kecil. Dulu memang barangnya besar-besar. Mereka tetap membeli, tetapi mengurangi," tambahnya.

Selain itu, PT. Supra Boga Lestari memiliki cara agar menjalin hubungan dengan para pelanggannya, yakni menghubungi lewat WhatsApp. Selain itu, pelanggan juga bisa memesan lewat Blibli.

"Tergantung kalau WA interaksinya langsung, kalau enggak ada yang ditanya. Tapi, kalau lewat online Blibli, dia hanya melihat ada apa aja. Enggak mungkin yang enggak ada disitu terus dia mau tambah ini, enggak mungkin," jelasnya.

"WA ini pelanggan yang sering ke toko, tetapi dia enggak punya waktu. Kalau customer maunya diladenin. Kita bekerjasama dengan Blibli menciptakan suatu ekosistem, teknologi apa yang dipunya mereka tentunya harus kita pergunakan jika." lanjutnya.

Rekomendasi