ERA.id - Memamerkan kekayaan di media sosial juga memiliki risiko yang besar, seperti menjadi sasaran kejahatan dan perampokan. Namun apa sebenarnya alasan orang senang pamer kekayaan di sosmed?
Lantas, apakah salah menjalani gaya hidup yang mencolok dan mewah? Haruskah seseorang dihakimi karena membawa tas Louis Vuitton dan mengendarai Rolls Royce?
Banyak orang akan mengatakan memamerkan kekayaan Anda di hadapan orang lain adalah hal yang salah. Mereka akan mengatakan bahwa orang harus hidup sederhana dan rendah hati dan bahwa mereka yang memamerkan kekayaan adalah "orang jahat".
Orang-orang yang tidak setuju dengan pamer harta, mungkin menganggap Bill Gates sebagai contoh yang baik dari seseorang yang menjalani kehidupan yang bersahaja, terlepas dari kekayaannya yang luar biasa.
Namun, banyak orang lain yang akan mengatakan tidak- memamerkan kekayaan Anda adalah hal yang sah-sah saja. Jika seseorang memiliki kekayaan dan status, maka mereka berhak untuk merayakan dan memamerkannya.
Orang yang memamerkan kekayaan mereka bukanlah "orang jahat". Bagi mereka, Donald Trump mungkin merupakan contoh yang baik dari seseorang yang tidak ragu-ragu memamerkan kekayaannya.
Jadi, mengapa orang begitu berbeda dalam pandangan mereka tentang gaya hidup mewah? Mengapa banyak orang berpikir bahwa secara moral adalah salah untuk tampil mencolok, sementara yang lain justru mendukungnya?
Alasan Orang Senang Pamer Kekayaan di Sosmed Secara Psikologi
Dilansir dari The Society for Personality and Social Psychology, melalui penelitian yang sudah dilakukan ada bahwa perbedaan pendapat ini dapat dijelaskan oleh perbedaan dalam keyakinan moral inti masyarakat.
Beberapa orang percaya bahwa kesetaraan dan keadilan adalah kebajikan moral yang paling penting. Bagi mereka, penting untuk membuat masyarakat menjadi sederajat mungkin dan meruntuhkan struktur kelas.
Orang yang percaya kesetaraan melihat perilaku mewah sebagai manifestasi dari kekuasaan, ketidaksetaraan sosial, dan pemborosan. Oleh karena itu, bagi mereka, tampilan kemewahan bertentangan dengan nilai-nilai moral mereka, dan mereka mengecamnya sebagai sesuatu yang salah.
Kemudian orang lain memiliki keyakinan moral yang berbeda. Orang-orang ini melihat struktur kelas yang hirarkis sebagai sebuah kebajikan moral. Bagi mereka, masyarakat seharusnya tidak setara, melainkan perlu diatur berdasarkan peringkat sosial.
Orang-orang tipe kedua melihat perilaku pamer sebagai penguat peringkat sosial. Jadi, ketika orang memamerkan kekayaan mereka, mereka menandakan status mereka, yang diperlukan untuk melestarikan tatanan sosial. Jadi, bagi orang-orang ini, pamer kemewahan dapat diterima karena pamer seperti itu sesuai dengan nilai-nilai moral mereka.
Kesimpulan
Penelitian tersebut membantu menjelaskan mengapa beberapa budaya dan kelompok sosial merangkul tampilan kemewahan sementara yang lain menghindarinya. Sebagai contoh, budaya Barat dan kaum liberal yang kaya cenderung menghargai kesetaraan dalam masyarakat, tetapi budaya Asia dan kaum konservatif yang kaya cenderung menghargai tatanan sosial.
Berdasarkan penelitian tersebut menunjukkan bahwa penjualan produk mewah cenderung lebih rendah di negara-negara Barat seperti Swedia dan Denmark, namun lebih tinggi di negara-negara Asia, seperti Singapura dan Hong Kong.
Bahkan di Amerika Serikat ada kaum liberal yang percaya bahwa secara moral, adalah salah jika para pemimpin tampil mewah, sedangkan kaum konservatif merasa nyaman dengan pemimpin mereka yang mencolok.
Dengan demikian, penelitian tersebut menunjukkan bahwa orang-orang memiliki perbedaan pendapat dalam menganggap pamer kekayaan dan kemewahan secara mencolok itu salah secara moral.
Kemudian ada penerimaan terhadap pamer kemewahan mencerminkan perbedaan dalam keyakinan moral inti masyarakat yang bervariasi di seluruh masyarakat dan budaya. Jadi, apakah menurut Anda memamerkan kekayaan adalah hal yang salah, hal tersebut tergantung pada keyakinan moral pribadi Anda.
Selain alasan orang senang pamer kekayaan di sosmed, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…