Sempat Dikira Hujan oleh Satelit, Ternyata Terjadi Fenomena Semut Terbang

| 20 Jul 2020 08:30
Sempat Dikira Hujan oleh Satelit, Ternyata Terjadi Fenomena Semut Terbang
Citra satelit cuaca atas kerumunan semut terbang pada area seluas 563 kilometer (Met Office)

ERA.id - Citra satelit dari Kantor Meteorologi Inggris, Met Office, menunjukkan area berwarna biru yang mirip dengan hujan di atas wilayah tenggara negara tersebut. Namun setelah dikonfirmasi, cuaca di daerah tersebut saat itu "cerah dan gerah". Satelit prakiraan cuaca juga tidak melihat adanya awan hujan yang cukup untuk menghasilkan rintik hujan di area tersebut.

Belakangan diketahui bahwa area biru pada radar, yang luasnya bisa beberapa kilometer, merupakan pasukan semut terbang. Fenomena alam ini terjadi selama dua jam pada Jumat (17/7/2020) pagi, seperti dilaporkan CNN.

Pada hari tersebut warga mulai memposting di media sosial tentang kerumunan pasukan semut terbang dan menggunakan tagar #flyingants dan #flyingantday.

Fenomena semut terbang ini sendiri sudah menjadi sebuah tradisi di Inggris, dan banyak orang memanggilnya dengan Hari Semut Terbang yang dirayakan setiap tahun.

Dalam fenomena ini ratu semut muda, diikuti para pejantan, meninggalkan sarang untuk menetaskan telur dan membuat koloni baru. Kondisi cuaca yang pas juga menjadi alasan kenapa kawanan semut tersebut memilih untuk terbang di saat yang bersamaan, seperti dikatakan oleh Royal Society of Biology (RSB).

Meski bisa mengganggu bagi manusia, semut terbang sangat berguna bagi lingkungan, kata RSB. Mereka memperbaiki kualitas kesuburan tanah dan membantu agar lapisan tanah mengikat lebih banyak air, oksigen, dan nutrisi. Dalam tanah yang bagus seperti ini, nutrisi akan mudah mencapai akar tumbuhan dan menjadi makanan bagi burung dan predator lainnya.

Komunitas peneliti biologi di Inggris tersebut juga mengatakan bahwa semut terbang tidak berbahaya, sehingga manusia hanya perlu membiarkan mereka bermigrasi.

Rekomendasi