Merenungi Rutinitas Kerja dan Tujuan Hidup Lewat "Happiness"

| 19 Jul 2018 17:04
Merenungi Rutinitas Kerja dan Tujuan Hidup Lewat
Happiness (Sumber: Stevecutts/com)
Jakarta, era.id - Fellas, bagaimana harimu berjalan hingga sore ini? Bagaimana sekolahmu, berapa nilai ujian yang kamu dapat hari ini? Bagaimana kuliahmu, sejauh mana proses tugas akhir berjalan? Atau Bagaimana pekerjaanmu, sudahkah mendapatkan jumlah uang yang cukup untuk membayar pikiran dan tenagamu? Jika sudah, syukurlah. Tapi, coba kita pastikan lagi, semua yang kamu kejar dan jalani saat ini, itu kah kebahagiaan sejatimu?

Dalam artikel ini, kami coba ajak kamu merenungi kembali arti kebahagiaan dan sejauh mana kamu sudah berjalan menuju kebahagiaan itu. Relatif memang, dan jelas cuma kamu yang bisa menilai hal itu. Tapi, sekali lagi, kami cuma bantu kamu untuk merenunginya, lewat karya Steve Cutts yang kebetulan baru kami akses pagi tadi, dalam desakan puluhan penumpang commuter line Bogor-Jakarta.

Kamu tahu kan Steve Cutts? Itu lho, animator plus ilustrator asal London yang karyanya konsisten merefleksikan gambaran satire dari kehidupan masyarakat modern di planet ini. Dalam karyanya yang berjudul "Happiness", Cutts menjadikan tikus-tikus sebagai refleksi dari manusia modern yang melakukan berbagai hal sia-sia --jauh dari kebahagiaan yang sesungguhnya-- yang enggak berkesudahan dalam hidupnya.

Keseluruhan plot dalam film pendeknya ini ia namai dengan rat race. Rat race menggambarkan kehidupan manusia-manusia dengan ambisi enggak terukur, nafsu mengalahkan melebihi batas dan pengejaran tanpa makna yang kebanyakan bermuara pada finansial belaka. Ya, sebagaimana rat race. Hidup manusia dalam Happines digambarkan persis seperti percobaan laboratorium yang memaksa tikus-tikus saling mendahului menyusuri setiap lekuk labirin untuk mendapatkan sepotong keju yang diletakkan di satu titik entah di mana. Sebelum membahasnya lebih jauh, coba tonton dulu deh karya Cutts ini:

 

Barangkali, buat sebagian orang, uang adalah sumber kebahagiaan sejati. Mungkin saja, toh? Dan sangat sah. Kan enggak semua orang di dunia ini menemukan keluarga yang hangat, persahabatan asyik, cinta sejati, atau ganja yang bisa dihisap tanpa ancaman hukum. Apalagi, kita semua sepakat, uang bukan segalanya meski segalanya butuh uang. Nah, Cutts menggambarkan itu. Dalam dunia tikus yang Cutts bangun, setiap tikus digambarkan berlomba-lomba dalam pengejaran tiada henti dalam upaya memenuhi kepentingan finansial.

Tapi, celakanya, Cutts berhasil menggambarkan dengan apik keresahan para tikus yang enggak pernah puas dengan segala yang telah didapat dengan uang. Dalam adegan ketika seekor tikus berhasil membeli sebuah tv plasma misalnya, yang kemudian langsung meninggalkan tv plasmanya untuk sebuah mobil Ferrari yang terparkir, yang kemudian juga jadi enggak berharga setelah terjebak di sebuah kemacetan kota.

Penegasan dari narasi yang digambarkan Cutts dalam film pendek berdurasi 4.16 menit ini ada di adegan paling akhir, ketika sang tikus yang jadi protagonis cerita mengejar selembar uang yang beterbangan yang berakhir di sebuah meja kerja yang telah dipasangi jebakan tikus.

Steve Cutts

Selain Happiness yang didapuk menjadi Best of The Year Vimeo, Cutts sebelumnya juga pernah menggoyang tatanan sosial masyarakat modern dengan karya yang enggak kalah menusuk. Dalam film "Man" misalnya. Dalam karyanya yang paling fenomenal ini, Cutts menggambarkan interaksi manusia terhadap alam raya. Atau lewat animasi pendek berjudul panjang: Moby & The Void Pacific Choir: Are You Lost In The World Like Me? yang menggambarkan hilangnya interaksi tatap muka masyarakat yang tergerus pola komunikasi digital via smartphone.

Untuk Moby & The Void Pacific Choir: Are You Lost In The World Like Me?, Cutts bekerja sama dengan Max Fleischer dan Moby and The Void Pacific Choir. Dalam kerja samanya ini, mereka berhasil meraih Webby Awards untuk kategori Film & Animation untuk Original Cartoon, Motion Graphic, Ilustration, dan Digital Animation.

Dalam  jalur pop culture, Cutts pernah terlibat dalam proyek animasi The Simpsons yang diberi judul "Cutts Couch Gag" Season 27. Animasi itu diciptakan Cutts sebagai penghormatan terhadap sejumlah acara televisi 1980-an, Miami Vice. Di YouTube, video tersebut telah ditonton lebih dari 14 juta kali.

Buat saya pribadi, Cutts adalah salah satu seniman digital paling nyeni saat ini. Iya, paling nyeni, karena Cutts begitu sensitif. Enggak hanya sensitif menangkap fenomena sosial, tapi juga handal mengantarkan pesan-pesan yang ingin ia sampaikan di setiap karyanya dengan gambaran-gambaran satire paling dekat dan seringkali menusuk. Gaya kartun Cutts sangatlah menarik karena mengangkat nuansa kartun 1930-an hingga 1940-an.

Jadi, asyik enggak merenungi kehidupan bareng Steve Cutts?

Rekomendasi