Presiden Mauricio Macri menginginkan sebuah undang-undang yang bisa menghukum berbagai jenis kekerasan. Soalnya, kerusuhan tersebut dinilai memalukan bagi Argentina ketika negara itu bersiap menjadi tuan rumah pertemuan puncak negara-negara G20 pada Jumat.
Macri yang tampak marah tampil di televisi untuk mengecam organisasi fans sepak bola kriminal, yang disebut Barras Bravas, yang terkenal karena sering berurusan dengan narkoba, memeras penggemar dan meminta uang perlindungan dari usaha kecil yang berlokasi di dekat stadion.
"Kami menolak mafia yang sering berada di belakang jenis kekerasan ini," kata Macri. DIlansir dari Antara, Selasa (27/11/2018). "Saya harap setelah rasa malu ini, kita bisa mendapatkan undang-undang yang disahkan dalam sesi ekstra Kongres."
Sementara itu Menteri Keamanan Patricia Bullrich mengatakan, undang-undang itu akan memberlakukan sanksi terhadap kekerasan terkait pertandingan sepak bola.
Leg yang menentukan dari turnamen itu telah dijadwalkan lagi dimainkan pada Sabtu, tetapi terpaksa ditunda sampai Minggu setelah pemain Boca terluka saat bus mereka diserang fans River di luar stadion Monumental di Buenos Aires.
Beberapa pemain Boca belum cukup pulih pada hari Minggu, jadi pertandingan itu ditunda lagi. Para pemimpin kedua klub diharapkan bertemu pada Selasa ini untuk memutuskan kapan pertandingan harus dijadwal ulang.
Ilustrasi (Pixabay)
Macri mengatakan insiden itu sangat menyedihkan dan membuat frustrasi karena terjadi lima hari sebelum pertemuan blok G20 negara-negara industri di Buenos Aires, yang ia sebut-sebut sebagai bagian dari upaya negara itu menarik investasi asing meskipun tingginya tingkat inflasi dan resesi.
Dia juga mengatakan, dirinya marah dengan pembebasan 23 orang yang sebelumnya ditangkap setelah kejadian pada Sabtu. Hal ini, menurutnya, menunjukkan perlunya hukum yang lebih ketat terhadap hooligan sepak bola.
"Orang-orang itu bebas. Saya tidak mengerti. Saya tidak mengerti atas nama semua orang Argentina," kata Macri dengan nada suara tinggi. "Saya tidak mengerti reaksi sistem peradilan."
Piala Libertadores adalah turnamen di Amerika Selatan yang setara dengan Liga Champions Eropa. Tahun ini menandai pertama kalinya dua klub terbesar Argentina saling bertemu untuk memperebutkan gelar juara.
Pertarungan lintas kota itu disebut-sebut sebagai final terbesar dalam sejarah 58 tahun kompetisi.
Baca Juga : Genoa Tawarkan Diri Jadi Tuan Rumah Piala Libertadores