Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Eni Gustina mengatakan, 22 persen remaja--terutama remaja putri--mengalami anemia. Sedangkan, 30 persen dikategorikan stunting, 10 persen kurus, dan 8 persen tergolong gemuk.
Berdasarkan data yang sama, penyakit paling banyak mendera para remaja adalah cacingan dengan 28 persen, kemudian karies gigi sebanyak 26 persen, diare sebanyak 6 persen, serta asma sebanyak 5 persen.
Eni mengatakan, pola makan anak dan remaja dinilai tidak sehat karena kebanyakan makan makanan cepat saji.
"Remaja yang makan buah dan sayur sesuai aturan hanya 7 persen, sebagian besar makan fast food," kata dia dilansir Antara, Selasa (19/3/2019).
Data yang dimiliki Kemenkes, perilaku tidak sehat para remaja sangat beragam. Di antaranya, dua dari tiga remaja tidak sarapan. Lalu, satu dari dua remaja makan makanan siap saji lebih dari sekali dalam sehari.
Para remaja juga tidak cuci tangan sebelum makan, tidak sikat gigi sebelum tidur, minum minuman bersoda sekali setiap hari, dan empat dari lima remaja kurang beraktivitas fisik.
Selain perilaku tidak sehat tadi, data Kemenkes ini juga merekam adanya masalah kesehatan mental pada remaja. Di antaranya, masalah kesepian lantaran sibuknya para orang tua, mudah merasa khawatir, dan satu dari 20 remaja memiliki keinginan untuk bunuh diri.