Berangkat dari hal tersebut, sosok yang juga dikenal sebagai budayawan ini merilis dua lagu bertema sosial politik. Kedua lagu yang sekaligus ia nyanyikan itu berjudul 1 & 2 Bukan Segalanya dan Politisi Jaman Edan. Keduanya terinspirasi dari kondisi panas menjelang pemilu yang kental akan gesekan serta para elite politik yang melakukan korupsi berjamaah.
Melalui gelaran launching kedua single tersebut di Tartine Restaurant, FX Plaza, Jakarta, Senin (25/3/2019) siang, sosok yang pernah mendirikan Partai Nasionalis Bung Karno tersebut menunjukkan gelisahannya atas apa yang ia lihat dalam kondisi politik saat ini.
"Saya ingin mengajak rakyat berpikir kembali akan kondisi seperti ini. Banyaknya terjadi perpecahan. Pertemanan lama rusak hanya karena pilihan 1 dan 2. Bahkan kehidupan pernikahan rusak, sampai ada yang bunuh-bunuhan. 1 dan 2 itu bukan angka segalanya yang permanen, hanya lima tahun sekali. Yang perlu dijaga adalah 170845 (kemerdekaan Indonesia)," kata Eros kepada era.id.
Dengan lagu ini, sosoknya dikatakan sebagai tokoh netral, di saat banyak seniman atau musisi dipecah, ia berapa di jalan tengah. Ia juga menolak dikatakan golput hanya karena merilis lagu ini.
"Ini bukan berarti saya golput. Saya akan menggunakan hak pilih saya nanti tanggal 17 April. Sebelum itu, saya tidak ingin ikutan debat yang memperkeruh suasana. Nah, ini yang ingin sampaikan," lanjut dia.
-
DPR Minta Apple Tingkatkan Kontribusi di Indonesia: Bukan Soal Angka, tapi Keadilan
17 Nov 2024 14:351 -
2
-
3
-
4
-
Pemilik Rumah Tewas dalam Kebakaran di Koja Jakarta Utara, Begini Kronologi Kejadiannya
17 Nov 2024 15:035