Vitiligo, Kelainan Kulit yang Bikin Minder

| 02 Jul 2019 13:10
Vitiligo, Kelainan Kulit yang Bikin Minder
Ilustrasi Google
Bandung, era.id - Kalau kamu pernah melihat orang berkulit sawo tapi ada bercak putihnya itu bukan berarti dia sedang panuan. Bisa jadi orang itu mengidap kelainan kulit bernama Vitiligo.

Tapi jangan takut juga. Kelainan kulit ini tidak akan menular seperti penyakit kulit lainnya. Dr Endang Suteja sebagai dokter spesialis kulit dan kelamin RSHS menjelaskan kalau Vitiligo terjadi karena adanya kelainan pigmentasi pada sel kulit, sehingga menimbulkan warna kulit yang berbeda.

"Kelainan ini memang sudah ada dari zaman dulu, kalau orang sunda bilang namanya 'corob', bahkan saking salah kaprah dan kurangnya info tentang penyakit ini, orang dulu selalu dikaitkan dengan kutukan atau akibat dari luka bakar, naasnya lagi masih ada stigma pengucilan penderita penyakit ini, padahal ini bukan penyakit yang menular," jelas Endang di Rumah Sakit Hasan Sadikin, belum lama ini.

Secara fisik Endang bilang, Vitiligo tidak membuat badan pengidapnya menjadi lemah apalagi lumpuh. Hanya saja yang kerap menjadi kekhawatiran pasien adalah rasa percaya diri yang hilang dan gangguan psikologis lainnya.

"Vitiligo adalah penyakit kulit Autoimun, seperti halnya lupus dan penderita penyakit ini rata-rata dimulai dari usia anak-anak," Ulas Endang.

Menambahkan penjelasan Dr Endang, kadiv Dermatologi Anak, Dr Reiva Farah Dwiyana mengatakan kalau penyakit kelainan kulit ini, sudah memiliki metode pengobatan baik medis maupun herbal namun masih dalam tahap pengembangan dan terus mencari yang terbaik mulai dari salep hingga metode penyinaran yang bernama Fototerapi.

"Kasus Vitilogi pada anak yang kami tangani di RSHS, adalah anak yang diketahui terkena penyakit Vitilogi saat 8 bulan, anak tersebut bernama Akmal yang kini berusia 5 tahun, karena sejak dini orang tuanya segera menangani langsung oleh dokter kulit, Vitiligo yang ada di sekitar daerah badan dan tangan berangsur membaik, walaupun pada bagian tangan masih sulit diobati karena karakter dari pori-pori kulit disekitar kuku tidak seperti kulit di bagian badan,"jelasnya.

Pada dasarnya, penyakit ini tidak berbahaya. Namun dalam penelitian yang sudah dilakukan oleh dokter yang ada di dunia. Kondisi terparah, adalah dari psikologi dari sang penderita.

Kata Reiva, pemicu utama Vitiligo adalah stress dan rasa trauma yang berlebih. "jadi penderita hendaknya bisa menerima penyakit tersebut tanpa ada rasa takut dan minder, karena semakin stres dan rasa takut menghantui, semakin besar ukuran kelainan dari pigmen tersebut,"tutupnya.

 

Rekomendasi