[KLIK TAUTAN UNTUK MENAMBAH RASA]
Jakarta, era.id - Tintus Raymond ada di tribun sebelah timur ketika gol penyeimbang Malaysia dicetak Syafiq Ahmad di menit ke-66. Sejak itu, suasana tribun di bagian barat dan selatan mulai memanas. Di menit ke-72, kericuhan betul-betul pecah di tribun selatan. Sejumlah oknum suporter memanjat pagar dan merangsek masuk ke trek lari di pinggir lapangan.
"Sebenarnya terasa panas sejak awal. Tapi, kericuhannya pecah pas gol dua sama pemain Malaysia. Tribun selatan bobol, penonton pada masuk lapangan menuju tribun suporter Malaysia," tutur Tintus kepada era.id, Jumat (6/9/2019).
Petugas sejatinya sudah sigap. Mereka berhasil meringkus sejumlah oknum suporter yang berupaya menyerang suporter Malaysia. Namun, kericuhan di tribun selatan tak terhindarkan. Oknum suporter di atas tribun malahan ikut melempari pendukung Malaysia dengan berbagai benda, mulai dari botol air mineral, balon tepuk, hingga flare. Di dalam lapangan, wasit dan penyelenggara menghentikan pertandingan sesaat.
Di atas tribun, kericuhan belum berhenti. Petugas pun memutuskan mengevakuasi suporter Malaysia secara bertahap. Pertandingan dilanjutkan sepuluh menit kemudian. Di tengah evakuasi di tribun suporter Malaysia, Mohamadou Sumareh mencetak gol penentu kemenangan Malaysia di menit akhir injury time. Kericuhan pun meluas ke tribun barat. Situasi ini membuat sebagian suporter Indonesia mengamankan diri keluar stadion.
Menurut Tintus, kericuhan pecah karena suporter Indonesia tak dapat menerima kekalahan. "Kalau ditanya penyebab, gue enggak tahu. Soalnya, memang enggak jelas. Kita sempat unggul kan di babak pertama. Itu aman. Terus, pas permainan kita merosot, ditambah gol Malaysia, dan dibalikin pula, di situ pecah emosi penonton. Kayaknya memang kitanya sendiri yang enggak terima kalah, enggak tahan emosi," tutur Tintus.
Situasi terkait pemicu kericuhan yang dituturkan Tintus langsung diterjemahkan para netizen lewat sejumlah meme. Salah satunya adalah meme yang memelintir cerita horor yang sempat viral: KKN di Desa Penari menjadi KKN (Kalah Kok Ngamuk) di GBK.
Meme KKN di GBK
Dipecundangi di lapangan
Meski laga berjalan alot, Indonesia sejatinya memiliki separuh pertandingan. Sepasang gol Beto Goncavez di menit 12 dan 39 membuat Indonesia unggul 2-1 di babak pertama. Di babak kedua, permainan berubah drastis. Indonesia terlihat kewalahan menghadapi permainan Malaysia. Terbukti, Harimau Malaya berhasil menyusul lewat gol Syafiq Ahmad di menit ke-66 dan gol kedua Mohamadou Sumareh (90+7).
Penjaga gawang sekaligus kapten Timnas Indonesia, Andritany Ardhiyasa jadi sasaran kekecewaan pecinta bola Tanah Air di media sosial. Ribuan komentar terlihat membanjiri Instagram pribadi Andritany. Sebagian besar dari komentar itu berisi hujatan dan intimidasi terhadap Andritany. Akun @mdzakwwan, misalnya. Ia menulis: Gak usah main di timnas lo, bang!
Selain Andritany, sorotan lain juga ditujukan kepada manajer tim, Simon McMenemy. Sejumlah keputusan yang diambil pelatih asal Inggris dianggap sebagai kesalahan. Selain itu, Simon dianggap gagal menjaga performa tim di dalam pertandingan. Perubahan drastis permainan timnas Indonesia di babak pertama dan babak kedua jadi indikator kegagalan itu.
@uqygeraldine: Blunder menurut saya masukin Rizky Pelu menggantikan Zulfiandi. Dan blunder juga pasang Manahati di CB. Masih ada Igbonefo dan Yanto Basna yang permainannya di atas Mahanati.
@zaki.zulfiansyah: Coach, gimana bisa permainan berubah segini cepat. Babak pertama unggul, babak kedua babak belur. Harus dicari tahu akar permasalahannya, Coach. Apakah fisik, apakah mental, apakah apa?
Timnas Indonesia Kualifikasi Piala Dunia 2022 Qatar
Skema yang dibawa Simon ke timnas Indonesia memang kerap mendapat kritikan. Simon dianggap belum berhasil membentuk gaya permainan Indonesia. Kritik paling tajam pernah didapat Simon saat Indonesia dilumat Yordania dalam laga uji coba Juni 2019 lalu. Saat itu, Indonesia kalah dengan skor 4-1. Formasi 3-4-3 yang diterapkan Simon di lapangan disebut sebagai sumber masalah.
Simon punya alasan. Meski kerap menggunakan formasi 4-4-2 diamond di Bhayangkara FC --klub asuhan terdahulu, Simon melihat 3-4-3 sebagai formasi paling pas untuk timnas Indonesia. Formasi 3-4-3 akan memberikan kesempatan bagi pemain-pemain di sisi lapangan untuk melakukan tusukan-tusukan ke dalam garis pertahanan lawan.
"Kalau saya pakai 4-4-2 diamond, pemain terluar atau pemain sisi lapangan tidak akan banyak mendapat kesempatan untuk masuk ke dalam bentuk yang saya inginkan. Seperti contohnya Febri (Hariyadi), Riko (Simanjuntak), dan Andik (Vermansah) buat saya itu cocok buat Indonesia," tutur Simon ditulis BolaTimes.com beberapa hari setelah laga melawan Jordania.
Dalam laga melawan Malaysia kemarin, Simon memulai pertandingan dengan formasi 4-5-1. Strategi itu memberi ruang bagi pemain tengah Indonesia untuk mendominasi penguasaan bola dan membuka peluang-peluang dari lini kedua serangan. Saddil Ramdani dan Andi Vermansah dipercaya mengisi sisi lapangan.
Evan Dimas dan Zulfiandi diplot sebagai pengatur permainan, sementara Stefano Lilipaly dipercaya berdiri di belakang Beto yang berdiri sebagai striker tunggal. Sementara itu, Yustinus Paew, Manahati Lestusen, Hansamu Yama dan Ricky Fajrin ditugaskan menjaga baris pertahanan. Di bawah mistar, Andritany memainkan peran khusus sebagai kapten tim.
Strategi ini sejatinya sempat berhasil dijalankan dengan baik, sebelum segalanya berubah kala pertandingan memasuki babak kedua. Dengan kekalahan ini, Indonesia tersungkur di dasar klasemen Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 Qatar. Untuk lolos dari grup, Indonesia masih harus menjalani serangkaian pertandingan berat menghadapi Thailand, Vietnam, Uni Emirat Arab, serta satu pertandingan tandang melawan Malaysia.
Gagal jadi tuan rumah yang baik
Perlu menempuh perdebatan panjang untuk menganalisa penyebab kekalahan Indonesia, meski siapa pun pasti meyakini perdebatan akan menyimpulkan hasil: kita tidak pernah benar-benar tahu apa yang jadi masalah dalam sepak bola kita. Terlalu banyak kemungkinan, terlalu banyak lubang, dan terlalu sedikit upaya untuk memperbaiki diri. Tak perlu bukti tambahan apa pun untuk menunjukkan kegagalan kita mengelola timnas.
Satu hal yang pasti, ulah oknum suporter Indonesia tadi malam memperberat segala upaya memperbaiki wajah sepak bola dan timnas Indonesia. Kiper sekaligus kapten timnas, Andritany bahkan menjawab kritikan suporter dengan serangan balik. Menurutnya, kekecewaan melihat kericuhan di ujung tribun jauh lebih dalam dari penderitaan atas kekalahan.
"Sedih pasti, kecewa pasti. Tapi, hati saya lebih sakit melihat kejadian (kericuhan) yang terjadi di stadion. Ini sangat mencoreng nama baik Indonesia ... Pastinya kami semua ingin menang. Meski hasil tidak berpihak, tapi kita harus menerima. Jujur, sebagai kapten timnas Indonesia, saya sangat sedih, dan kecewa melihat apa yang dilakukan oleh para oknum suporter," tutur Andritany usai pertandingan.
Hal serupa disampaikan oleh Beto Goncavez, pencetak dua gol Indonesia. Menurutnya, ulah suporter sedikit banyak membawa pengaruh buruk bagi performa timnas di akhir babak kedua. "Kami sudah fokus dengan pertandingan. Tiba-tiba ada masalah (penghentian pertandingan). Dan itu membuat kami langsung down," ungkap Beto.
Sementara itu, di jajaran eksekutif, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi langsung menemui Menpora Malaysia Syed Saddiq di Hotel Fairmont, Jakarta pagi tadi. Imam menyampaikan permintaan maaf atas kericuhan tadi malam. “Kehadiran saya untuk menyampaikan langsung permohonan maaf atas nama masyarakat dan pemerintah Indonesia,” kata Imam ditulis Antara.
Saddiq sendiri menyambut permintaan maaf yang disampaikan Imam. Saddiq juga mengapresiasi langkah otoritas keamanan Indonesia dalam menangani kasus ini. “Kami ucapkan terima kasih atas pendirian tegas Pak Imam sendiri sudah pastikan bahwa keadilan akan datang. Dia juga telah terhubung dengan pihak polisi untuk memastikan tindakan tegas yang akan diambil,” kata Saddiq.
Sebelumnya, FAM --federasi sepak bola Malaysia-- telah menyatakan akan melaporkan kericuhan semalam dalam bentuk protes resmi kepada FIFA. Laporan itu dapat berbuntut pada hukuman denda uang, pengurangan poin hingga larangan menghadirkan penonton dalam laga kandang. Lebih parahnya, kericuhan tadi malam dapat berujung pada kewajiban menggelar laga kandang di tempat netral bagi Indonesia.
Dalam Ayat 1 Pasal 16 Kode Kedisiplinan FIFA tertulis: Asosiasi tuan rumah sebuah pertandingan resmi FIFA harus bertanggung jawab pada keamanan dan ketertiban di dalam dan sekitar stadion sebelum, selama, serta sesudah pertandingan.
Selain itu, pada Ayat 2 juga dijelaskan bahwa asosiasi bertanggung jawab untuk perilaku tidak pantas yang dilakukan oleh satu atau lebih suporternya. Perilaku tak pantas yang dimaksud dalam Kode Kedisiplinan FIFA itu, antara lain adalah menginvasi lapangan pertandingan, melakukan pelemparan atau menyalakan suar alias flare.
Kira-kira, sanksi apa yang akan diterima Indonesia usai laga semalam?