Namun, ada satu cara yang unik sekaligus menarik yang dilakukan oleh seniman asal Amerika Serikat. Dia adalah Courtney Mattison yang mendorong upaya pelestarian dan penyelamatan biota laut yakni terumbu karang melalui instalasi seni rupa.
Instalasi kolosal ini dinamakan Confluence yang digelar di Kedutaan Amerika Serikat di Jakarta, Selasa (22/10/2019). Instalasi seni rupa ini dibuat menggunakan bahan dasar kemarik dan menggambarkan dampak perubahan iklim terhadap terumbu karang.
Courtney menjelaskan instalasi itu merupakan suatu karya seni yang menggambarkan keindahan yang rapuh dari terumbu karang di Indonesia. "Saya telah berkesempatan untuk menjelajahi terumbu karang yang ada di Indonesia seperti di Raja Ampat, Pulau Komodo, dan Bali. Mereka (Terumbu karang Indonesia) adalah inspirasi dari karya-karya seni saya," ujar Courtney, dikutip Antara.
Seniman asal San Fransisco, California, itu menjelaskan instalasi seni bertajuk Confluence merupakan bagian dari rangkaian karya seninya tentang terumbu karang yang berjudul Our Changing Seas atau Laut Kita yang Berubah. Melalui karya seninya, Courtney berniat mendorong upaya konservasi terumbu karang yang mengalami banyak dampak buruk dari perubahan iklim yang kini tengah berlangsung.
Baca Juga: Extinction Rebellion Juga Eksis di Indonesia
Baca Juga: Mengenal Extinction Rebellion: Pemberontak yang Cinta Lingkungan
"Dampak dari perubahan iklim secara alamiah ditunjukkan oleh terumbu karang yang kehilangan warna-warnanya. Transisi itu dapat terlihat secara jelas. Saat saya mencoba menggambarkan perubahan iklim, saya tak perlu terlalu berpikir banyak karena terumbu karang telah menunjukkan dampaknya dan mereka membutuhkan bantuan," ungkapnya.
Menurutnya, seni merupakan salah satu alat yang memiliki kekuatan untuk menyampaikan pesan kesadaran tentang konservasi terumbu karang. Karya seni yang ia buat itu pun memperlihatkan sejumlah terumbu karang sehat yang begitu cerah dan penuh warna, serta beberapa yang telah rusak dan pudar akibat dampak perubahan iklim dan penggunaan minyak fosil.
"Perubahan iklim merupakan ancaman yang sangat besar bagi terumbu karang kita," tegasnya.
Coutney mengaku sempat bereksperimen dengan berbagai macam material untuk membuat instalasi seni dalam seri Our Changing Seas, demi memastikan pesannya tentang konservasi terumbu karang benar-benar tersampaikan.
"Saya rasa keramik adalah material yang tepat untuk membuat terumbu karang dalam karya seni saya, karena bahan tersebut sangat rapuh, sama seperti terumbu karang di lautan. Apabila mereka disentuh begitu saja saat kita snorkeling atau scuba diving, mereka dapat mati dengan sangat mudah," kata wanita yang menyandang gelar sarjana dalam studi ekologi kelautan dan pemahatan keramik dari Skidmore College, serta gelar magister studi lingkungan dari Brown University.
Ia pun menyebut terumbu karang khususnya yang ada di Indonesia, begitu spesial dan sangat menginspirasi untuk dirinya. "Terumbu karang di Indonesia lebih beragam dan sehat dibanding sebagian besar laut di dunia. Indonesia berada di kawasan yang disebut 'segitiga terumbu karang' dan para ilmuwan menyebutnya sebagai hutan amazon laut karena hal itu," jelasnya.
-
Travel20 Nov 2023 06:54
4 Spot Island Hopping Terbaik di Indonesia
-
Travel16 Jan 2023 15:04
Menjelajah Labuan Bajo, Salah Satu Surga Wisata Alam Indonesia
-
Travel27 Nov 2022 16:15
Kaya Biota Laut, Indahnya 'Raja Ampat Baru' di Pulau Tawale Halmahera