Hoaks Soal Virus Korona Juga Disusupi Malware

| 03 Feb 2020 16:06
Hoaks Soal Virus Korona Juga Disusupi <i>Malware</i>
Ilustrasi (codepolitan)
Jakarta, era.id - Di tengah hoaks tentang virus korona, ternyata informasi bohong soal virus yang tengah mewabah di China itu juga disusupi malware.

Kementerian Komunikasi dan Informatika meminta masyarakat berhati-hati ketika mencari informasi soal virus korona di internet karena rentan disusupi malware.

"Masyarakat harus hati-hati. Apabila mereka membaca, malware itu menempel di hoaks," kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Semuel Pangerapan, saat jumpa pers di Jakarta, Senin (3/2/2020).

Samuel meminta masyarakat tidak sembarangan membuka konten yang berkaitan dengan virus korona, apalagi jika tidak mengenal pengirim informasi. Kominfo mencatat ada 54 hoaks mengenai virus korona yang beredar di media sosial maupun aplikasi pesan instan, sejak 23 Januari hingga 3 Februari.

Pengembang antivirus, Kaspersky menemukan saat ini peretas menyebarkan malware melalui dokumen yang disamarkan sebagai informasi yang berkaitan dengan virus korona.

"Corona, yang sedang dibahas secara luas sebagai berita utama, telah digunakan sebagai umpan oleh para pelaku kejahatan siber. Sejauh ini kami hanya melihat sejumlah 10 file unik, tetapi karena aktivitas demikian kerap terjadi dengan topik populer di media, maka kami memperkirakan kecenderungan ini akan bertambah," kata analis malware Kaspersky, Anton Ivanov, dalam keterangan resminya, Senin (3/2/2020).

Berkas berbahaya yang ditemukan Kaspersky memiliki ekstentsi .pdf, .mp4 dan .docx. Nama-nama file tersebut menyiratkan berkas tersebut berisi video instruksi cara melindungi diri dari virus korona.

Ketika diklik, berkas tersebut berisi, antara lain, malware Trojan dan Worm yang bisa memblokir, memodifikasi, menyalin data dan menganggu operasional komputer.

Kaspersky menyarankan warganet untuk menghindari tautan yang mencurigakan, misalnya menjanjikan konten eksklusif. Setelah itu, ketika ingin mengunduh berkas, perhatikan ekstensi berkas, sebaiknya tidak dalam format .exe atau .lnk.

 

Rekomendasi