Khasiat Sayur Lodeh yang Ternyata Bisa Obati Kanker

| 07 Apr 2020 19:09
Khasiat Sayur Lodeh yang Ternyata Bisa Obati Kanker
Sayur Lodeh. (Foto: uniliverfoodsolutions.co.id)
Bandung, era.id – Sudah sejak lama Indonesia dikenal sebagai penghasil tanaman herbal. Bahkan di antara tanaman ini sudah biasa menjadi bagian dari bumbu atau sayuran. Misalnya dalam sayur lodeh yang selalu menyertakan tangkil atau melinjo sebagai komponennya. Setelah diselidiki, ternyata melinjo memiliki senyawa yang bisa menghambat pertumbuhan sel kanker.

Tak hanya itu, biji melinjo juga kerap dijadikan camilan bernama emping. Prof. I Ketut Adnyana, M.Si., Ph.D bilang, biji melinjo memiliki kandungan senyawa aktif yang sangat baik menekan pertumbuhan sel kanker yaitu gnetin C dan trans-resveratrol.

“Bahan ini (melinjo) banyak kita punya di Indonesia, tepatnya biasa kita olah sebagai emping. Jadi budayakanlah makan emping dan sayur lodeh,” ujar Prof. Ketut, dikutip dari laman ITB, Rabu (7/4).

Guru Besar dari Kelompok Keahlian Farmakologi-Farmasi Klinik ITB ini menyebut, sedikitnya ada ada 10 tanaman herbal di Indonesia yang memiliki potensi sebagai penyembuh kanker. Tanaman-tanaman tersebut sudah teruji secara ilmiah memiliki senyawa aktif yang dapat membunuh sel kanker. 

Kesepuluh tanaman tersebut adalah Tapak Dara (Vinca rosea), Taxol (Taxus sp), Lempuyang Wangi (Zingiber zerumbet), Temu Kunci (Boesenbergia pandurata), Melinjo/Tangkil (Gnetum gnemon), Daun Sirsak (Annona muricata), Bawang Tiwai (Eleuthrine americana), Keladi Tikus, biji dari buah Anggur, dan Propolis (dari lebah madu).

Kesepuluh potensi obat herbal ini telah melalui berbagai uji coba untuk memastikan bahwa obat tersebut benar-benar dapat membunuh sel kanker, yakni melalui uji kandungan senyawa aktif, uji tingkat sel, uji menggunakan hewan percobaan, dan diuji langsung kepada penderita kanker. Hasilnya, kesepuluh jenis herbal tersebut dapat menekan aktivitas sel kanker dan mendapat testimoni positif dari pasien uji coba.

Selain melinjo, salah satu herbal yang sudah banyak dipakai masyarakat ialah daun sirsak. Saat dibandingkan dengan obat kanker yang standar digunakan, yaitu tamoxifen, senyawa aktif dari daun sirsak ternyata lebih baik untuk menekan sel kanker.

Prof. Ketut yakin potensi obat herbal Indonesia sangat besar dengan peluang yang juga tidak kalah besar. Hal ini ditopang tradisi, pengolahan, pangsa pasar dan tingkat keamanan penggunaannya. “Tantangan kita hanyalah political will. Kita harus berani memberikan rekomendasi,” tegas Prof. Ketut.

Kanker sendiri merupakan penyakit yang cukup banyak diderita masyarakat Indonesia. Penyakit ini terjadi akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian.

Prof. Ketut bilang, kanker biasanya muncul pada organ yang aktif digunakan pada tubuh manusia dan terpapar oleh faktor luar. Misalnya, paru-paru yang sering terpapar polusi dan asap rokok, prostat yang aktif seiring dengan kegiatan reproduksi laki-laki.

Namun, yang paling beresiko adalah kanker kolorektal (kolon=usus besar, rektal=rektum). Hal ini dikarenakan usus menjadi organ yang paling aktif bekerja mencerna makanan. Risiko kanker kolorektal semakin parah jika makanan yang dikonsumsi tidak sehat. “Semakin sering kita makan makanan tidak sehat, maka akan memicu mutasi sel yang menyebabkan kanker,” ungkap Prof. Ketut.

Faktor penyebab penyakit kanker yang paling berperan penting adalah faktor keturunan. Selain faktor keturunan, minuman beralkohol dan obesitas juga dapat menambah resiko munculnya kanker. 

“Pada dasarnya, semua penyakit ada hubungannya dengan keturunan, termasuk penyakit kanker. Maka dari itu, jujurlah pada keluarga jika memiliki penyakit tertentu,” jelas Prof. Ketut.

Rekomendasi