Sebelumnya, Pemerintah Republik Demokratik Kongo (DRC) mengumumkan wabah baru virus Ebola terjadi di zona kesehatan Wangata, Mbandaka, di provinsi Équateur.
Kabar ini sangat mengkhawatirkan, sebab belum juga usai wabah virus korona, kini dunia dihadapkan dengan wabah virus ebola di Kongo. Padahal, negara itu juga tengah memerangi COVID-19.
Dikutip dari website WHO, Selasa (2/6/2020), informasi awal dibeberkan oleh Kementrian Kesehatan yang terdeteksi ada enam kasus Ebola di Wangata.
Selain itu, ada korban meninggal yang terkena dampak dari virus tersebut, yaitu empat orang meninggal dunia dan dua pasien masih hidup yang sedang dalam perawatan.
Tiga dari enam kasus ini telah dikonfirmasi melalui uji laboratorium. Kemungkinan akan lebih banyak orangyang diidentifikasi dengan kasus penyakit ini, maka kegiatan pengawasan pun ditingkatkan.
Pelacakan kontak sedang berlangsung, belum lagi ada pengiriman pasokan tambahan dari Kivu Utara dan dari Kinshasa untuk mendukung respons yang dipimpin pemerintah.
<blockquote class="twitter-tweet"><p lang="en" dir="ltr">This announcement comes as a long & complex <a href="https://twitter.com/hashtag/Ebola?src=hash&ref_src=twsrc%5Etfw">#Ebola</a> outbreak in eastern <a href="https://twitter.com/hashtag/DRC?src=hash&ref_src=twsrc%5Etfw">#DRC</a> is in its final phase (on 14 May,<a href="https://twitter.com/MinSanteRDC?ref_src=twsrc%5Etfw">@MinSanteRDC</a> began the 42-day countdown to the declaration of the end of that outbreak), while the ???????? also battles <a href="https://twitter.com/hashtag/COVID19?src=hash&ref_src=twsrc%5Etfw">#COVID19</a> & the ????’s largest <a href="https://twitter.com/hashtag/measles?src=hash&ref_src=twsrc%5Etfw">#measles</a> outbreak. <a href="https://t.co/rlo4r9yS0H">pic.twitter.com/rlo4r9yS0H</a></p>— World Health Organization (WHO) (@WHO) <a href="https://twitter.com/WHO/status/1267506608327852034?ref_src=twsrc%5Etfw">June 1, 2020</a></blockquote> <script async src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script>
“WHO bekerja selama dua tahun terakhir dengan otoritas kesehatan, CDC Afrika dan mitra lainnya untuk memperkuat kapasitas nasional dalam menanggapi wabah,” ujar Dr Matshidiso Moeti, Direktur Regional WHO untuk Afrika.
Sebanyak 25 orang diperkirakan akan datang di Mbandaka esok. WHO juga bekerja demi memastikan layanan kesehatan penting yang diberikan kepada masyarakat terlepas dari kejadian darurat saat ini.
“Untuk memperkuat kepemimpinan lokal, WHO berencana mengirim tim untuk mendukung peningkatan respons. Mengingat kedekatan wabah baru ini dengan rute transportasi sibuk dan negara-negara tetangga yang rentan, kita harus bertindak cepat,” lanjutnya.
Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO mengatakan saat ini dunia bukan hanya dihadapi COVID-19, melainkan wabah ebola yang terjadi di Kongo.
"Ini merupakan peringatan COVID-19, dan bukan satu-satunya ancaman kesehatan yang dihadapi orang," sambungnya.
“Walaupun banyak perhatian tertuju dengan pandemi, WHO terus memantau dan menanggapi banyak keadaan darurat kesehatan lainnya,” lanjutnya
Dikutip dari CNN pada Selasa (2/6/2020) dari pernyataan UNICEF, ada lima orang, termasuk gadis berusia 15 tahun, telah meninggal dunia akibat ebola.
"Empat orang tambahan sedang tertular virus, dan meninggal dunia. Ada pun anak dari salah satu kasus fatal, sedang dirawat di unit isolasi di Rumah Sakit Wangata di Mbandaka," tulis pernyataan UNICEF.
Selain munculnya wabah Ebola, Kongo juga masih berjuang melawan pandemi COVID-19. Kasus COVID-19 di Republik Demokratik Kongo per 31 Mei 2020 ada sebanyak 3.195 kasus telah dilaporkan, termasuk 72 kematian.
Selain itu, penyakit lainnya yang dilaporkan adalah wabah campak telah ada sejak 2019 dengan total 369.520 kasus campak dan 6.779 kematian.
Virus ebola tak menyebar pertama kalinya di Kongo. Ebola berawal di Guinea pada bulan Desember 2013 kemudian menyebar ke Liberia dan Sierra Leone. Wabah yang tidak terlalu luas, sekitar dua belas kasus, juga terjadi di Nigeria, dan satu kasus di Senegal.
Dua negara terakhir telah dinyatakan bebas wabah pada tanggal 20 Oktober 2014 setelah masa tunggu 42 hari. Infeksi sekunder terhadap tenaga medis terjadi di Amerika Serikat dan Spanyol, meskipun tidak sampai menyebar lebih luas.
Satu kasus juga terjadi di Mali. Wabah ebola yang tidak berhubungan dengan wabah utama juga tercatat di Republik Demokratik Kongo.