Heboh Ekspor Benih Lobster, Ternyata Ini Manfaat dan Efek Samping Mengonsumsinya

| 08 Jul 2020 19:30
Heboh Ekspor Benih Lobster, Ternyata Ini Manfaat dan Efek Samping Mengonsumsinya
Lobster (Foto: Pexels/HM Grand Central Hotel)
Jakarta, era.id - Polemik kebijakan ekspor benih lobster masih menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Sebagian pihak menilai kebijakan ini kontraproduktif, baik secara ekonomi maupun secara ekologis.

Membahas tentang ekspor benih lobster, ternyata hewan laut krustasea ini menjadi salah satu hidangan laut yang terkesan mewah karena harganya mahal. Sayang, lobster juga dianggap sebagai makanan laut yang tidak sehat karena tinggi kolesterol.

Padahal, kenyataannya lobster memiliki banyak manfaat kesehatan lantaran mengandung banyak vitamin dan mineral. Dikutip dari Medical News Today, Rabu (8/7/2020), berikut nutrisi, manfaat, dan efek samping mengonsumsi lobster.

Kaya Nutrisi

Assorted Seafood in a Market

Lobster (Foto: Pexels/Chait Goli)

Berdasarkan National Nutrient Database Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), satu cangkir lobster matang dengan berat sekitar 145 gram mengandung, 129 kalori,1,25 gr lemak, karbohidrat, dan 27,55 gram protein.

Porsi yang sama juga mampu memenuhi, 3 persen kebutuhan vitamin A harian, 9 persen kebutuhan kalsium harian, persen kebutuhan zat besi harian.

Lobster adalah sumber makanan yang kaya akan tembaga, selenium, zinc, fosfor, vitamin B12, magnesium, vitamin E, dan sejumlah kecil asam lemak omega-3.

Manfaat

Gizi yang terkandung dalam lobster membuat hewan laut ini memiliki beragam manfaat untuk kesehatan. 

1. Tiroid yang sehat

Selenium yang ditemukan dalam lobster dikenal untuk membantu tiroid. Zat ini bertindak sebagai antioksidan dan membantu tiroid untuk menyerap apa yang dibutuhkan dan memetabolisme hormon.

Manfaat ketika meningkatkan asupan selenium, mampu meningkatkan kesejahteraan umum, meningkatkan suasana hati, dan meningkatkan fungsi tiroid. Lobster adalah sumber selenium yang baik.

2. Menyehatkan mental

Menurut National Institute on Alcohol and Abuse Alcoholism (NIAAA), asam lemak omega-3 telah terbukti mengurangi agresi, impulsivitas, dan depresi pada orang dewasa.

Kekurangan selenium pada anak-anak juga merupakan faktor yang menyebabkan terjadinya gangguan attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD). Maka dari itu, pastikan anak mengonsumsi selenium cukup untuk membantu mengurangi risiko ADHD.

3. Baik untuk penderita anemia

Anemia berarti memiliki tingkat zat besi dalam darah yang rendah. Dengan tingkat tinggi tembaga yang dikonsumsi lobster, dapat menyembuhkan anemia dan mengurangi gejalanya. Selain itu, mampu meningkatkan kadar zat besi.

4. Penurunan Berat Badan

Lobster tidak mengandung kalori hampir sama banyaknya dengan beberapa pilihan makanan. Dengan jumlah kalori yang lebih sedikit dikonsumsi dalam makanan, bersama dengan asam lemak omega-3 yang ditemukan dalam lobster.

Efek samping

person cutting lobster

Lobster (Foto: Unsplash/ Joy Real)

Hindari lobster apabila kamu memiliki riwayat alergi seafood. Lobster mengandung merkuri tingkat sedang dan hanya boleh dikonsumsi sebanyak enam kali atau kurang dalam sebulan. Bagi wanita hamil juga sebaiknya membatasi lobster. 

Jika sedang berbelanja ke supermarket, ambil lobster saat kamu sudah ingin membayarnya. Hal ini supaya meminimalkan waktu agar lobster tetap dingi dan segar. Untuk meminimalkan risiko penyakit, ambil lobster segar yang didinginkan dengan benar, tepatnya suhu 40º Fahrenheit (P) atau lebih rendah.

Jika lobster berbau aneh sebaiknya tidak perlu dibeli. Saat sudah sampai di rumah pastikan untuk menaruhnya di lemari es, dan tidak di meja atau di wastafel, sehingga tidak ada peluang untuk pertumbuhan bakteri. Lobster harus dimasak dengan suhu internal 145º F.

Rekomendasi