ERA.id - Pandemi COVID-19 yang merebak di Indonesia tak membuat warga Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengurangi membeli rokok, kendati banyak masyarakat mengeluhkan soal ekonomi sebagai dampak pandemi.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pengeluaran warga Kabupaten Bogor dalam membeli rokok mengalami peningkatan selama pandemi COVID-19. Padahal daya beli masyarakat secara umum menurun.
"Belanja rokok masyarakat meningkat dari 6,19 persen menjadi 7,06 persen berdasarkan persentase pengeluaran per kapita sebulan menurut kelompok komoditas," ungkap Koordinator Fungsi Statistik Sosial BPS Kabupaten Bogor, Ujang Jaelani di Cibinong, Bogor, Selasa (13/7).
Menurut dia, pada data perbandingan tahun 2019 dan 2020 itu belanja rokok masyarakat bahkan lebih tinggi dari belanja beras yang hanya sebesar 4,89 persen pada tahun 2019 dan 5,46 persen pada tahun 2020.
Padahal, ia mencatat nilai rata-rata pengeluaran per kapita dalam sebulan penduduk di wilayahnya menurun pada 2020 dibandingkan tahun sebelumnya.
"Pada tahun 2019 rata-rata sebulannya pengeluaran per kapita mencapai Rp1,2 juta, tapi 2020 hanya Rp1,1 juta per kapita menurut kelompok komoditas," ujarnya.
Pengeluaran rata-rata per kapita adalah biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi semua anggota rumah tangga selama sebulan, kemudian dibagi dengan banyaknya anggota rumah tangga dalam rumah tangga tersebut.
Sementara, Bupati Bogor, Ade Yasin menyebutkan bahwa pandemi COVID-19 berimbas pada meningkatkan angka kemiskinan di Kabupaten Bogor dari 9,06 persen pada 2019 menjadi 14,2 persen pada tahun 2020.
Laju pertumbuhan ekonomi di wilayahnya melambat menjadi -1,19 persen pada tahun 2020 dibandingkan tahun 2019 yang mencapai 5,85 persen.
"Adanya kebijakan pembatasan sosial berskala besar dan pembatasan kegiatan masyarakat, berdampak pada turunnya aktivitas produksi barang dan jasa terutama yang bertumpu pada sektor ekonomi sekunder dan tersier," kata Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Bogor itu.