Haifaa Al Mansour, Sutradara "Wadjda" Pencetak Sejarah Arab Saudi

| 21 Apr 2018 21:50
Haifaa Al Mansour, Sutradara
Haifaa Al Mansour (Sumber: Twitter/Haifaa Al Mansour)
Riyadh, era.id - Euforia masyarakat Arab Saudi menyambut beroperasinya kembali bioskop setelah sempat dilarang selama 35 tahun masih panas. Momentum ini diyakini bakal diikuti dengan pembangunan industri film yang bakal dilakukan Arab Saudi.

Pemerintah Arab Saudi pun sudah terang-terangan bilang soal itu. Bahkan, mereka punya ekspektasi yang enggak kecil. Pemerintah Arab Saudi menargetkan seenggaknya pemasukan 24 miliar USD sebagai penunjang perekonomian sekaligus langkah menciptakan 30.000 lapangan kerja baru dari sektor film.

Jauh sebelum semua wacana itu digembar-gemborkan, nama Haifaa Al-Mansour sebagai ikon perfilman Arab Saudi telah lebih dulu melejit sejak perhelatan Academy Awards ke-86 tahun 2014. Saat itu, film panjang pertamanya, Wadjda meraih Piala Oscar sebagai film berbahasa asing terbaik.

Wadjda adalah film berkisah tentang seorang gadis berusia sebelas tahun yang tumbuh di pinggiran Kota Riyadh. Mimpi gadis itu sederhana, yakni memiliki sepeda hijau yang disebut Wadjda. Film itu didukung Rotana, perusahaan film milik Pangeran Al-Waleed bin Talal dan ditayangkan perdana di Festival Film Venesia 2012. Film ini juga menjadi film pertama yang difilmkan seluruhnya di Arab Saudi dan film panjang pertama yang disutradarai oleh perempuan Saudi.

Wadjda merupakan sejarah bagi perfilman di Arab Saudi. Film ini juga menjadi nominasi untuk film asing terbaik di BAFTA 2014 dan mendapatkan Arab Award untuk film panjang terbaik di Festival Film Internasional Dubai pada 2012.

 

Darah seni

Bakat Haifaa nyatanya enggak begitu saja muncul. Di darah Haifaa, mengalir darah seorang penyair tenama Arab Saudi, Abdul Rahman Mansour. Lewat Abdul Rahman lah Haifaa mengenal dunia seni, termasuk film. Ayahnya juga menjadi sosok yang membuat Haifa kemudian belajar sastra bandingan Universitas Amerika di Kairo. Ia kemudian mengambil gelar masternya dalam penyutradaraan dan studi film di Universitas Sydney, Australia.

Karya-karya awal Haiffa sebagai movie maker adalah penggarapan tiga film pendek, salah satunya, The Only Way Out yang meraih penghargaan di Uni Emirat Arab dan Belanda. Kemudian, kesuksesan itu disusul oleh film dokumenter Women Without Shadow yang bercerita tentang kehidupan tersembunyi wanita di negara Arab. Film itu kemudian dipertontonkan di 17 festival berbeda antar bangsa dan menerima Golden Dagger sebagai film dokumenter terbaik di Festival Film Muscat.

Rekomendasi