Setelah diujicobakan pada Piala Konfederasi 2017 yang juga digelar di Rusia, VAR akhirnya digunakan secara resmi sejak laga pembuka Piala Dunia antara Rusia kontra Arab Saudi, Kamis (14/6/2018). Sampai laga terakhir Grup G yang berlangsung pada Senin (18/6) malam, sudah tiga gol yang tercipta lewat bantuan VAR.
Gol pertama adalah yang disarangkan Prancis ke gawang Australia di Grup C. Penyerang Les Blues Antoine Griezmann yang dijegal pemain lawan di kotak penalti sebelumnya tidak dihadiahi penalti oleh wasit Andres Cunha yang memberi isyarat agar pertandingan terus berjalan. Tapi setelah berkoordinasi dengan melihat VAR, sang pengadil menunjuk titik putih memberikan penalti kepada Tim Ayam Jantan.
Masih di laga yang sama. Sontekan Paul Pogba di dalam kotak penalti, yang lebih dulu menyentuh Aziz Behich, menuai perdebatan karena bola yang membentur mistar gawang memantul ke bawah dan terpental keluar. Setelah laga dihentikan beberapa saat, VAR memastikan bola telah melewati garis gawang dan gol. Prancis pun unggul 2-1.
Gol berikutnya terjadi di laga Swedia versus Korea Selatan di Grup F. Wasit Joel Aguilar memberikan hadiah penalti kepada Swedia setelah dalam rekaman VAR terlihat Kim Min-woo mengganjal John Guidetti di kotak terlarang. Swedia unggul satu bola dalam laga ini.
Seharusnya, gol keempat yang dibantu VAR terjadi dalam laga Peru kontra Denmark di Grup C. Wasit Bakary Papa Gassama memberikan hadiah penalti kepada Peru setelah melihat kembali tayangan melalui VAR usai pelanggaran yang dilakukan pemain Denmark. Sayang, Christian Cueva gagal mengeksekusi tendangan penalti.
Bagaimana VAR Bekerja?
Dilansir dari berbagai sumber, tim VAR yang terdiri dari VAR dan tiga asisten video (AVAR1, AVAR2 dan AVAR3) akan mendukung pejabat pertandingan di semua laga Piala Dunia. Komite Wasit FIFA telah memilih 13 wasit, yang akan bertindak hanya sebagai asisten wasit video.
Tim VAR memiliki akses ke 33 kamera siaran yang delapan di antaranya akan menjadi kamera gerak lambat super dan empat lainnya merupakan kamera gerak lambat ultra. Selain itu, tim VAR juga memiliki akses ke dua kamera offside.
Namun demikian, VAR tidak akan mengambil keputusan apa pun dan hanya berperan sebagai asisten wasit dalam proses pengambilan keputusan. Tim VAR akan mendukung wasit lapangan dalam empat situasi yang mengubah permainan, yakni:
1. Ketika gol dan pelanggaran akan mengarah ke gol.
2. Ketika keputusan dan pelanggaran hukuman akan mengarah ke penalti.
3. Ketika ada kartu merah yang dikeluarkan.
4. Dalam kasus salah keputusan.
Poin pertama sampai ketiga berangkat dari kontroversi yang sering terjadi di atas lapangan. Sedangkan yang keempat, agar kesalahan wasit Graham Poll yang memberi tiga kartu kuning untuk pemain yang sama di Piala Dunia 2006 tidak terulang.
Dengan teknologi VAR, wasit bisa meninjau keputusan di Area Peninjau (RRA) yang berlokasi di dekat area teknis. Sementara tim VAR akan ditempatkan di ruang operasi video terpusat yang terletak di International Broadcast Center (IBC) di Moskow.
Foto: Twitter
Pro dan Kontra VAR
Direktur Perwasitan FIFA Massimo Busacca mengakui, VAR bukanlah teknologi yang sempurna. Tapi ia yakin VAR bisa membantu mengurangi kontroversi.
"Jika kami menyetujui sekarang di Piala Dunia, itu karena kami pikir kami siap. Tapi jangan berpikir itu akan sempurna," kata Busacca, seperti dilansir dari ESPN.
Ketua Komite Wasit FIFA Pierluigi Collina juga yakin, VAR bakal banyak membantu di Piala Dunia 2018. Ia percaya VAR juga bisa membantu mengurangi tekanan kepada wasit yang dinilainya sangat besar.
Tapi, penggunaan VAR juga bukan tanpa penolakan. Mantan Presiden FIFA Joseph ‘Sepp’ Blatter tidak setuju VAR diujicobakan pada kompetisi berskala besar sekelas Piala Dunia. Ia mengatakan, pihak-pihak yang berwenang agar berhati-hati terhadap VAR karena Piala Dunia tidak bisa dijadikan bahan eksperimen untuk perubahan mendasar empat poin di atas.
Sejumlah pelatih ternama juga menolak keras penggunaan VAR. Arsene Wenger (eks pelatih Arsenal), Fernando Santos (Portugal) dan Masimilliano Allegri (Juventus) adalah beberapa di antaranya. Menurut mereka, VAR menghilangkan sisi kontroversial yang justru menjadi penghias sepak bola. Ya, VAR dianggap 'membunuh' sepak bola.
Baca Juga : Teknologi Bantu Prancis Atasi Australia