Pelatih Iran Samakan Wasit dengan Pilatus

| 26 Jun 2018 14:41
Pelatih Iran Samakan Wasit dengan Pilatus
Kesedihan pemain Iran usai gagal ke babak 16 besar (Twitter @IndyFootball)
Moskow, era.id - Iran dipastikan tersingkir dari ajang Piala Dunia 2018 setelah Tim Negeri Persia hanya bermain imbang 1-1 dengan Portugal di laga terakhir Grup B, Senin (25/6/2018) malam.

Ricardo Quaresma membawa Portugal memimpin lebih dulu melalui gol cantik dari luar kotak penalti pada menit ke-45. Tapi Iran berhasil menyamakan kedudukan melalui penalti yang disarangkan Karim Ansarifard di masa injury time.

Portugal seharusnya unggul dua gol di babak kedua ketika mereka mendapatkan hadiah penalti. Tapi Cristiano Ronaldo gagal menjalankan tugasnya dengan baik.

Sekitar 10 menit menjelang laga usai, sebuah kejadian kontroversial terjadi. Ronaldo yang menyikut wajah Morteza Pouraliganji hanya diganjar kartu kuning oleh wasit Enrique Caceres. Padahal, Video Assistant Referee (VAR) dengan jelas memperlihatkan Ronaldo melakukan pelanggaran fatal.

Baca Juga : Dilema Penggunaan Teknologi VAR pada Piala Dunia

Setelah pertandingan, pelatih Iran berkebangsaan Portugal, Carlos Queroz berkomentar, Ronaldo seharusnya dikeluarkan dari lapangan pertandingan.

Hanya ada satu alasan mengapa Ronaldo tetap berada di lapangan. Kata pelatih yang pernah bekerja sama dengan Ronaldo di Manchester United, status Ronaldo sebagai superstar dan salah satu pemain terbaik dunia mempengaruhi keputusan wasit.

"Dia (Ronaldo) menyikut dan jika menyikut maka itu adalah kartu merah," kata Queroz, seperti dilansir dari The Times.

"Peraturan tidak mengatakan jika (Lionel) Messi atau Ronaldo hanya melakukan sedikit sikutan. Menyikut ya menyikut. Ini harusnya dihukum kartu merah. Bagaimana mungkin wasit hanya memberikan kartu kuning? Apa bedanya sikutan yang dibuat Ronaldo atau pemain lain? VAR mencuci tangannya seperti (Pontius) Pilatus," lanjutnya.

Baca Juga : Fans Iran Ganggu Waktu Tidur Ronaldo

Sebagai tambahan informasi, Pilatus adalah gubernur Provinsi Yudea Kekaisaran Romawi

yang mengadili dan menyalib Yesus Kristus. Peristiwa itu dikenal dengan simbol 'cuci tangan seorang pemimpin'.

"Semua orang setuju bahwa VAR tidak berjalan dengan baik. Negara yang tidak komplain dengan penggunaan VAR adalah Portugal dan Spanyol," tukasnya.

Iran harus puas berada di posisi ketiga klasemen akhir Grup B dengan poin empat. Kalah dari Spanyol dan Portugal yang sama-sama mengoleksi poin lima. Setelah tersingkir dari Piala Dunia, Queroz nampaknya akan mundur dari posisi pelatih Iran.