ERA.id - Seorang ibu, SNF (26) yang menusuk anaknya, AAMS (5) puluhan kali hingga tewas di rumahnya di kawasan Kota Bekasi, membenturkan kepalanya ke dinding di sel atau ruang tahanan.
"Dia kan sendiri di sel tahanan, diasingkan dari tahanan perempuan lainnya. Pada saat dia di dalam sel tahanan, dia membenturkan kepalanya berulang kali ke dinding ruangan sel tahanan tersebut. Ada memar di kepala," kata Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota AKBP Muhammad Firdaus kepada wartawan dikutip Senin (11/3/2024).
SNF membenturkan kepalanya dan terkadang berhalusinasi karena mengidap skizofrenia. Dia pun dibawa ke Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, pada Sabtu (9/3) silam untuk diberi pengobatan.
Untuk anak lainnya yang berumur 1 tahun 7 bulan, sudah diserahkan ke ayah korban.
Sebelumnya, polisi menyampaikan SNF yang menusuk anaknya, AAMS sebanyak 20 kali hingga tewas di rumahnya di kawasan Kota Bekasi, kerap berhalusinasi sejak dua bulan lalu.
"Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap suami tersangka itu mengetahui ada keanehan lebih kurang dua bulan terakhir. Nah keanehan ini yang diduga suaminya ini sebagai faktor penyebab terjadinya kasus pembunuhan anak ini," kata KBP Muhammad Firdaus kepada wartawan, Jumat (8/3).
Firdaus menambahkan SNF kerap berkata terkait SARA ketika berhalusinasi. "Ya keanehan yang dimaksud itu berhalusinasi. Itu kalau saya jelaskan apa kata-katanya ini ada mengandung unsur SARA, Jadi mohon maaf tidak bisa saya sebutkan di dalam rilis," ujarnya.
AAMS tewas dibunuh pada Kamis (7/3) kemarin. Namun pada hari sebelumnya atau Rabu (6/3), pelaku ke Bandara Soekarno-Hatta bersama korban dan satu anak lainnya yang berumur 1 tahun 7 bulan sambil membawa barang-barang.
"Jadi si istrinya ini pergi ke bandara sama anaknya, katanya dia mau pergi ke suatu tempat karena ada panggilan itu tadi bisikan gaib tadi, halusinasinya si pelaku," ungkapnya.
Sang suami pun kaget karena tak diberitahu. Dia lalu meminta istrinya untuk pulang dan difasilitasi untuk menginap di hotel di kawasan Kota Bekasi.
Sekira pukul 23.00 WIB, pelaku dan dua anaknya tiba di hotel. SNF lalu check out pada Kamis sekira pukul 03.00 WIB. Pelaku pun minta pihak hotel untuk dipesankan taksi. Namun ketika taksi datang, SNF dan kedua anaknya tak ada di lokasi dan diduga pulang dengan jalan kaki.
Sang suami yang masih berada di Medan kerap menghubungi istrinya, namun tidak bisa. SNF baru bisa bisa dihubungi sekira pukul 10.00 WIB.
Saat ditanya ada di mana AAMS, sang istri menjawab korban telah pergi. Suami lalu menyuruh orang kepercayaannya, NA untuk mengecek ke rumah. Sesampainya, NA bertanya ada di mana anak-anak, namun dijawab SNF telah hilang.
NA tak percaya begitu saja dan meminta masuk ke dalam rumah. Dia lalu naik ke lantai dua dan mendapati AAMS telah tewas di atas tempat tidur dalam kondisi berlumuran darah.
"Nah pada saat itu dilihat anak (lainnya yang umur 1 tahun) tersebut masih di dalam rumah langsung dibawa oleh saksi ke rumah tetangga dalam keadaan sudah bangun," kata Firdaus.