ERA.id - Satgas Covid-19 Kota Bogor mengevaluasi pelaksanaan Pemberlaluan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat selama dua pekan terakhir.
Diketahui, PPKM Darurat yang diberlakukan sejak 3 Juli, akan berakhir besok 20 Juli 2021.
Dari hasil evaluasi tersebut, diketahui banyak masyarakat yang mencoba menghindari penyekatan petugas dengan mengaku hendak membeli obat, dan membeli kebutuhan pokok.
"Baru saja kita rapat evaluasi, terlepas apakah PPKM akan berlanjut atau tidak, berlanjut berapa lama, kita melakukan ikhtiar untuk menurunkan laju Covid dengan beberapa langkah yang lebih tajam," kata Wali Kota Bogor Bima Arya, usai rapat evaluasi PPKM Darurat Jawa-Bali di Balaikota, Kota Bogor, Minggu (18/7/2021).
Pertama, Pemkot Bogor akan melakukan penguatan kembali di 797 RW untuk mengendalikan Covid-19 di tingkat paling bawah.
"Jadi pembatasan lebih ketat lagi di tingkat RW, terutama RW zona merah," kata Bima.
Kedua, Satgas Covid-19 bakal memberlakukan kembali ganjil genap menyesuaikan dengan kebijakan PPKM darurat untuk menekan mobilitas masyarakat.
Ketiga, pemerintah mulai menyalurkan bantuan sosial tunai (BST) kepada 77.526 kepala keluarga (KK) non Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang digulirkan Kementerian Sosial sebesar Rp600 ribu untuk satu kepala keluarga.
Sedangkan, sebanyak Pemkot Bogor mencatat 72.500 KK berdasarkan DTKS dengan menerima Rp 200 ribu mulai bulan ini sampai Desember 2021.
Selain itu, Satgas Covid-19 Kota Bogor juga menyalurkan bantuan sembako yang berasal dari bantuan intansi, perusahaan swasta, berbagai organisasi hingga masyarakat.
"Jadi ini ikhtiar kita agar semua warga bisa terbantu, terlepas apakah PPKM akan diperpanjang atau tidak, bansos sudah siap semua," katanya.
Sementara itu, Kapolres Bogor Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro mengatakan, selama melakukan operasi penyekatan terhadap pekerja esensial dan non esensial. Banyak masyarakat yang mengaku hendak berbelanja kebutuhan pokok atau mengaku hendak membeli obat-obatan.
"Memang ada beberapa penyampaian dari masyarakat yang harus kami akomodir, diantaranya bagi masyarakat yang ingin berbelanja kebutuhan pokok, kebutuhan obat-obatan. Tapi, mereka tidak bekerja hanya berbelanja," katanya.
Terlebih, terdapat puluhan ribu masyarakat Kota Bogor yang menerima BST, yang diprediksi akan menggerakan mobilitas masyarakat keluar rumah untuk berbelanja.
Untuk itu, Satgas Covid-19 telah menyiapkan skema ganjil genap untuk mengurangi mobilitas masyarakat.
"Sehingga kami mencoba memikirkan teknisnya agar pada saat nanti masyarakat keluar rumah tidak berbarengan, nah ini konsepnya adalah ganjil genap di 10 titik yang kami sudah tentukan," kata Susatyo.
Susatyo mengaku pelaksanaan ganjil genap nantinya akan menyesuaikan dengan penerapan PPKM darurat.
"Kita akan liat, kalau memang ada aturan terbaru, tapi kami ingin mengakomodir kebutuhan masyarakat untuk bisa berbelanja," katanya.
Saat ini, dengan penyekatan dirinya mengaku dapat mengendalikan kendaraan yang hendak masuk ke Kota Bogor, atau sebaliknya.
"Tapi masyarakat yang hendak ke kota ini yang kami atur dengan menyeleksi kendaraan sesuai plat nomor kendaraanya," tukasnya.