Berhadapan dengan Sampah di Jakarta, Tukang Sampah Asal Inggris Dibuat Menangis

| 27 Jul 2021 13:18
Berhadapan dengan Sampah di Jakarta, Tukang Sampah Asal Inggris Dibuat Menangis
Wilbur sewaktu menemani Imam memungut sampah yang ada di sebagian wilayah Jakarta

ERA.id - Beberapa tahun yang lalu, tepatnya pada 2012, seorang tukang sampah asal Inggris, Wilbur Ramirez, menjajal kemampuannya di Ibu Kota Indonesia, Jakarta.

Terbiasa dengan peralatan yang modern seperti mobil dsb, Wilbur dibuat stress saat melihat bagaimana kehidupan masyarakat miskin dan sampah-sampah warga Jakarta.

Wilbur sendiri memang sengaja didatangkan dari Inggris melalui program sebuah stasiun televisi BBC yang bertajuk 'Toughest Place to be a binman'. Intinya, BBC mencoba membandingkan kehidupan tukang sampah di London dan Jakarta.

Laporan itu berdurasi sejam, menceritakan kisah Imam, tukang sampah gerobak di Jakarta, dan tukang sampah dari Inggris Wilbur Ramirez yang mengunakan truk dan bekerja dengan dua rekannya.

Jelas ini kontras, jika ingin dilihat dari berbagai segi, bahkan kesehatan dan keselamatan. Wilbur pun saat itu mencoba hidup bersama Imam dan keluarganya di perkampungan miskin di tengah Jakarta.

Selama 10 hari, Wilbur mengikuti Imam bekerja mengumpulkan sampah. Bahkan kadang ia merasa tak tahan dengan bau busuk dari sampah yang setiap hari mesti dipungut oleh Imam. "Kamu bekerja dengan siapa saja," tanya London binman Wilbur Ramirez kepada Imam.

Imam menjawab, ia bekerja sendiri mengumpulkan sampah dari rumah ke rumah.

Melihat fenomena itu, Wilbur kerap terharu dan bahkan meneteskan air mata. Mana mungkin dengan gaji yang tidak seberapa, Imam dapat hidup bersama anak dan istrinya, meski mereka sama-sama bekerja sebagai tukang sampah selama bertahun-tahun.

Dalam laporannya disebutkan, Wilbur pun ikut mengumpulkan sampah dan bahkan menjajal melakukannya seorang diri dari rumah ke rumah.

"Sampah........," demikian teriak Imam, ayah dua anak ini sehari-hari menjalankan aktfitasnya sebagai pengumpul sampah.

Wilbur pun menangis ketika mengisahkan kehidupan Imam dengan keluarganya yang tidak tersentuh oleh pelayanan kesehatan.

Dari dunia kesehatan dan keselamatan sadar pengelolaan limbah Inggris, Wilbur pun merasa takjub bagaimana sampah yang menumpuk di Bantargerbang dan dikerumuni oleh para pemulung, tanpa memperhatikan kesehatan dan keselamatan mereka.

Di akhir laporan, Wilbur yang tidak dapat membayangkan perjalanan kehidupan Imam dengan gaji yang tidak seberapa itu, menemukan kehidupan Imam yang mendominasi, dan ketidakberdayaannya untuk mengubah keadaannya.

Pada akhirnya, setelah Wilbur berbicara dengan ketua RT, Imam pun mendapat kenaikan gaji.

Intinya, Indonesia masih jauh tertinggal jika dibanding dengan negara-negara maju yang ada di dunia. Pengupahan tukang sampah seperti Wilbur dan Imam pun bak langit dan bumi. Wilbur bekerja bak orang kantoran dan jauh dari kesan kumuh, sementara Imam sebaliknya. Mari doakan saja, semoga negara ini bisa diberkahi dan dijauhkan dari hal-hal yang buruk.

Rekomendasi