Penjelasan PBNU Tentang Rebo Wekasan

| 21 Sep 2022 16:15
Penjelasan PBNU Tentang Rebo Wekasan
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH. Ahmad Fahrur Rozi (nu.or.id).

ERA.id - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH. Ahmad Fahrur Rozi menjelaskan, bahwa Rebo Wekasan diyakini sebagian orang sebagai turunnya bala.

Hari ini Rabu, (21/9/2022) merupakan hari terakhir pada bulan Safar atau yang dikenal dengan sebutan Rebo Wekasan. 

Maka, dianjurkan untuk melakukan salat dan meminta doa kepada Allah SWT dan berzikir agar senantiasa diberikan keselamatan dalam hidup. 

"Tujuannya meminta doa keselamatan tolak bala. Berdasarkan riwayat, pada hari ini akan diturunkan bencana satu tahun kedepan. Kita meminta agar dijauhkan dari bencana itu," kata Ahmad Fahrur Rozi saat dikonfirmasi di Jakarta. 

Gus Fahrur, sapaan akrabnya menuturkan, tidak ada himbauan secara khusus, dipersilahkan bagi yangg meyakini untuk melaksanakannya salat Rebo Wekasan. 

Memang, kata dia, terdapat perbedaan pandangan hukum di kalangan para ulama  mengenai hukum shalat Rebo Wekasan. Masing-masing memiliki argumentasi yang berdasar sehingga tidak perlu saling dipertentangkan antara satu dan lainnya.

"Namun mayoritas pesantren tradisional di daerah melaksanakan shalat Rabu wekasan tersebut untuk niat menolak bala dan minta keselamatan kepada Allah SWT," katanya. 

Tak hanya melaksakan salat Rebo Wekasan. Pada hari ini dianjurkan untuk memperbanyak zikir dan sodakoh kepada orang yang membutuhkan dan juga anak yatim-piatu. 

Untuk tata cara salat Rebo Wekasan sebagai berikut: 

Usholli sunnatal lidaf’il balaa rokatainii lillaahi ta’ala

Artinya : Aku berniat shalat menghilangkan bala dua raka’at sunnat karena Allah SWT

1. Shalat sunnah 4 rakaat 2 salam.

2. Setiap rakaat setelah memebaca suarat Al Fatiha membaca: 

a. Surat al-kautsar sebanyak 17x. 

b. Surat Al-Ikhlas 5x. 

c. Surat Al-Falaq 1x.

d. Surat An-Nas 1x.

Dilanjutkan dengan membaca surat yasin dan berzikir. 

Rekomendasi