Peneliti BRIN: Karakter Kapolri Listyo Sigit 'Jawa Banget', Mirip Jokowi

| 14 Oct 2022 13:04
Peneliti BRIN: Karakter Kapolri Listyo Sigit 'Jawa Banget', Mirip Jokowi
Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo (Gabriella Thesa/ERA)

ERA.id - Karakter kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo disebut memiliki kemiripan dengan Presiden Jokowi.

"Jenderal Sigit ini seperti Jokowi, mirip, karakternya mirip, Jawa banget," kata tutur peneliti senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Hermawan Sulistyo atau Kiky itu dalam siaran daring YouTube Podcast Rubrik, Kamis kemarin.

Ia menyebut bahwa Listyo juga memiliki pembawaan karakter yang mirip dengan Jokowi. "Kita lihat awal pemerintah Jokowi sama, dicaci maki, pelan-pelan. Jenderal Sigit itu kayak gitu, kalem," ucapnya.

Pria yang juga menjabat sebagai penasihat Kapolri itu mengatakan, ketegasan Listyo bisa terlihat dalam tindakannya memecat Ferdy Sambo dan sejumlah perwira lainnya yang terlibat dalam kasus pembunuhan Brigadir J.

Selain itu, ujarnya lagi, Listyo juga bertindak cepat mengusut tragedi Kanjuruhan yang menewaskan lebih dari seratus orang, salah satunya dengan mencopot Kapolres Malang hingga menetapkan enam orang sebagai tersangka.

Dengan karakter kepemimpinannya itu, ia pun meyakini Listyo mampu mengembalikan kepercayaan publik terhadap Polri usai kasus Ferdy Sambo dan tragedi Kanjuruhan mencuat. "Saya optimis bisa mengembalikan kepercayaan publik," ucapnya.

Ia juga menyebut bahwa Jokowi tak mungkin memilih Listyo menjadi Kapolri tanpa melihat latar belakang dan kapasitasnya. Menurutnya, Jokowi pasti memiliki keyakinan Listyo sanggup memperbaiki Polri.

Meski bagi banyak orang menilai lambat, ia mengatakan Listyo sangat hati-hati dalam bertindak. Menurutnya, jenderal polisi bintang empat itu memiliki karakter lambat, namun tegas. "Langkah-langkah pelan, tapi sistematik, terus ujung-ujungnya berani tegas itu ada pada dia (Listyo Sigit)," ujarnya.

Ia kemudian menimpali, "Kalau bergerak terlalu cepat sistem akan terguncang".

Kiky menegaskan pula bahwa keberadaan Polri sebagai tiang penyanggah demokrasi Indonesia masih dibutuhkan hingga saat ini. "Kita masih memerlukan penjaga penjaga demokrasi, terutama dalam sisi polisi," katanya.

Rekomendasi