ERA.id - Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh buka suara perihal pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta pada Kamis (26/1).
Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 1,5 jam itu, Surya Paloh mengaku tidak ada yang berubah dari Jokowi terhadap dirinya maupan Partai NasDem.
"Pertemuan dengan bapak Presiden Jokowi itu ada. Dalam waktu yang relatif seperti biasanya, cukup panjang bagi saya, lebih dari satu jam 20 menit. Saya melihat tidak ada perubahan," kata Surya Paloh di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (1/2/2023).
Surya Paloh mengaku Jokowi menerimanya dengan baik. Bahkan komunikasinya dengan Jokowi berjalan seperti biasa.
Dia mengklaim, selama pertemuan berlangsung baik dirinya maupun Jokowi saling memahami satu sama lain.
"Suasana penerimaan baik dan apa saja yang saya pahami dalam memahami komunikasi yang biasanya terjadi," katanya.
Terkait dengan kedatangannya ke Partai Golkar, dia memastikan bukan atas perintah Jokowi demi mendinginkan suasana di dalam koalisi pemerintahan.
Meski begitu, dia meyakini Jokowi pastilah menginginkan kondisi yang kondusif di dalam koalisi pendukung pemerintah.
"Secara lisan enggak ada. Saya enggak tahu suasana batin beliau," kata Surya Paloh.
"Tapi, saya tahu bahwa semuanya, baik Presiden Jokowi, saya dan mas Airlangga dan semuanya harusnya partai-partai koalisi pemerintahan memprioritaskan suasana yang kondusif, yang sejuk," paparnya.
Dia lantas mengungkapkan, partainya dengan Partai Golkar sepakat bahwa kepentingan publik harus didahulukan ketimbang urusan politk
Oleh karena itu, Surya Paloh kembali menegaskan bahwa Partai NasDem tetap mendukung Jokowi hingga akhir masa pemerintahannya.
"Bagaimana kitra memprioritaskan kepentingan publik yang merindukan pemerintahan yang kuat, tetapi tetap menjaga empati nurani publik yang terjaga untuk sesuatu keadaan yang seperti ini. Nah saya pikir itu yang mau kita capai dan saya yakin itu tetap ada dan masih tetap kuat di diri seorang Presiden Jokowi," ucapnya.
Diketahui, Surya Paloh menemui Jokowi di Istana Negara pada pekan lalu. Pertemuan itu dilakukan di tengah isu perombakan kabinet atau reshuffle.
Beredar kabar, Jokowi akan mereshuffle menterinya di Kabinet Indonesia Maju untuk menyingkirkan sejumlah menteri dari Partai NasDem lantaran mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden yang akan diusung pada Pilpres 2024.