ERA.id - Setelah elektabilitas PPP jatuh dan berpeluang tak lolos ke DPR RI dari hasil berbagai survei, kini partai berlambang kakbah tersebut terlihat mencari formula baru untuk menghalau kabar buruk tersebut.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno pun dikabarkan selangkah lagi akan mendapatkan posisi empuk di PPP sepeninggal Suharso Monoarfa.
Dari kabar di internal PPP yang didapatkan ERA, Sandi kemungkinan besar akan menjadi Ketua Umum PPP. Tujuannya demi mewujudkan ambisinya di Pilpres 2024.
Toh di Gerindra, dia hampir pasti mati langkah, sebab Prabowo Subianto masih dijagokan Fadli Zon cs untuk menjadi calon presiden lagi untuk ketiga kalinya. Apalagi Jokowi sudah memberi sinyal kalau Prabowo berpeluang diduetkan dengan Ganjar Pranowo.
Kasak-kusuk duet Prabowo-Ganjar mencari sekoci koalisi pun makin memanas. Di tengah kabar ini, Menteri BUMN Erick Thohir ikut memanfaatkan momentum jikalau KIB benar-benar bubar dan prediksi KIB akan mengusung Ganjar-Erick terlempar.
Erick menguntit Sandi untuk bakal sosok yang bisa mengayuh sampan PPP agar bisa membuat elektabilitas partai itu meningkat pesat demi lolos ke DPR RI. Masing-masing punya kelebihan tentunya.
Menurut pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia, Djayadi Hanan menilai Erick lebih berpeluang diusung PPP karena tidak terikat atau menjadi kader partai politik mana pun. “Erick lebih unggul dalam keleluasaan partai dibanding Sandi untuk dilirik oleh PPP,” kata dia.
Terkait dengan Sandiaga, Djayadi mengatakan posisi pria yang akrab disapa Sandi itu sebagai kader Partai Gerindra menyebabkan pengusungan dirinya sebagai cawapres oleh PPP, berpotensi menimbulkan gesekan politik antara kedua partai tersebut dalam konstelasi perpolitikan Indonesia.
Selain karena tidak menjadi kader partai mana pun, menurut Djayadi, peluang besar Erick menjadi cawapres juga didasarkan pada pernyataan Wakil Ketua Umum (Waketum) PPP Arsul Sani yang mengatakan Erick menjadi pilihan utama para kader partai berlambang kalbah itu untuk diusung sebagai cawapres. Hal itu, kata Djayadi, menjadi nilai tambah yang dimiliki oleh Erick untuk memasuki arena pertarungan Pilpres 2024.
Berikutnya, dia memandang Erick berpotensi lebih unggul dalam perolehan suara dibandingkan dengan Sandi di dalam KIB untuk diusung sebagai cawapres karena Partai Amanat Nasional (PAN), sebagai partai yang bergabung di koalisi yang sama dengan PPP yakni Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) lebih dulu mengusulkan nama Erick sebagai cawapres.
Djayadi mengatakan Erick mampu memberikan dampak elektoral yang sama besarnya terhadap PAN dan PPP jika diusung sebagai cawapres. “Cenderung lebih bebas itu kan Erick Thohir. Pak Erick Thohir tidak ada beban karena tidak ada partai sekarang, sehingga akan lebih mudah bergabung dengan PPP,” tegas dia.
Adapun pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden dijadwalkan pada 19 Oktober 2023 sampai dengan 25 November 2023.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu (UU Pemilu) pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.
"Saat ini ada 575 kursi di parlemen sehingga pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI. Bisa juga pasangan calon diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara.