ERA.id - Wakil Presiden RI ke 10 dan 12 Jusuf Kalla (JK) mengatakan, wacana pembentukan koalisi besar yang dirancang oleh sejumalah partai politik pendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo-Wakil Presiden Ma'ruf Amin merupakan ide yang baik. Namun menurutnya, upaya itu sulit diwujudkan.
Hal itu disampaikan usai menerima kunjungan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar di kediamannya, Jalan Brawijaya Nomor 06, Jakarta Selatan, Sabtu (6/5/2023) malam.
"Itu suatu ide wacana yang baik, tapi secara pelaksanaan politik sulit," kata JK.
Menurutnya, tidak mudah menggabungkan sejumlah partai politik dalam koalisi besar untuk menghadirkan satu pasangan calon presiden dan wakil presiden di Pilpres 2024.
JK mengatakan, pesta demokrasi di Indonesia dalam rangka memilih calon kepala negara jarang sekali diikuti hanya dua pasangan calon. Fenomena itu hanya terjadi saat Pilpres 2014 dan 2019 saat Jokowi berhadapan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
"Karena tidak mudah untuk semuanya bersatu. Ini kan namanya pemilu, kalau calonnya satu atau dua, itu tidak terjadi dalam sejarah di Indonesia, minimum tiga (pasangan calon)," katanya.
Politisi senior Partai Golkar itu menambahkan, dalam proses demokrasi, tidak bisa saling memaksakan. Sebab, masing-masing partai politik tentunya memiliki agenda politik tersendiri.
"Dalam demokrasi berjalan dengan baik, tidak bisa dipaksakan. Karena kepentingannya berbeda-beda," ucapnya.
Diketahui, lima partai politik pendukung pemerintah mewacanakan membentuk koalisi besar untuk menghadapi Pemilu 2024 mendatang. Gagasan itu diklaim sudah mendapat restu dari Presiden Jokowi.
Belakangan, PKB dan Partai Golkar menggagas diri sebagai tim inti pembentukan koalisi besar. Kedua partai tersebut bahkan telah membentuk tim pemenangan.