Legislator Nilai Pengolahan Sampah Jakarta Butuh Teknologi Seperti ITF, Ada Keterbatasan Lahan

| 01 Aug 2023 21:45
Legislator Nilai Pengolahan Sampah Jakarta Butuh Teknologi Seperti ITF, Ada Keterbatasan Lahan
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono saat melepas 20 truk yang membawa hasil Refuse-Derived Fuel (RDF) di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (27/6/2023). ANTARA/HO-PPID DKI Jakarta

ERA.id - Anggota Komisi C DPRD DKI Manuara Siahaan mengemukakan pengolahan sampah di Jakarta membutuhkan teknologi seperti Intermediate Treatment Facility (ITF) karena keterbatasan lahan di Ibu Kota.

“Bagaimanapun karena lingkup Jakarta yang sempit dan lahan terbatas maka teknologilah salah satu yang akan diterapkan untuk memusnahkan sampah,” kata Manuara kepada wartawan di Jakarta dikutip dari Antara, Selasa (1/8/2023).

Manuara menyayangkan pemerintah lebih memprioritaskan pengolahan sampah berbahan batu bara seperti Refused Derived Fuel (RDF) daripada ITF yang lebih hemat tempat dan minim residu.

Dia mempertanyakan apakah persoalan ITF sudah dilakukan evaluasi mengingat Penyertaan Modal Daerah (PMD) untuk pembangunan ITF Sunter senilai Rp577 miliar sudah disiapkan. Dia juga menyoroti dana untuk pengelolaan sampah (tipping fee) sebesar Rp500 ribu per ton sampah.

“Mungkin Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono sudah lihat betapa besarnya investasi ini sehingga beban yang harus ditanggung secara berkelanjutan dalam bentuk 'tipping fee' sangat besar, terlalu banyak menguras APBD,” jelasnya.

Sekretaris Komisi C DPRD DKI Jakarta Yusuf menilai program pengolahan sampah menjadi bahan bakar RDF di TPST Bantargebang mampu membantu pemerintah untuk mencapai target pendapatan daerah.

"Optimalisasi pengolahan sampah dengan teknologi RDF tersebut dapat menjadi salah satu kunci tercapainya target pendapatan daerah," ujar Yusuf.

Karena itu, Yusuf mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus menggencarkan program RDF agar lebih maksimal.

Wakil Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Sarjoko menuturkan, pihaknya tengah mempertimbangkan "tipping fee" yang dikhawatirkan mempengaruhi APBD.

“APBD DKI yang sekarang trennya akan menurun, dikhawatirkan 'tipping fee' di kemudian hari akan membebani,” ujar Sarjoko.

Karena itu, pihaknya lebih memilih langkah yang lebih dipersiapkan untuk kondisi saat ini, yakni mengembangkan RDF Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat.

“Saat ini sedang mengembangkan RDF di Bantar Gebang diharapkan sudah mengurangi persampahan di DKI Jakarta meskipun belum bisa menyelesaikan secara tuntas,” katanya.

Rekomendasi