ERA.id - Dukungan politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko terhadap Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, semakin berpolemik.
Politisi PDIP Dedi Sitorus menyinggung jasa partai terhadap Budiman untuk menyelamatkan nama baiknya, mulai dengan membereskan masalah politik hingga utang pribadi.
Hal tersebut menanggapi sikap Budiman yang merasa dirinya seorang kader PDIP sejati meskipun mendukung capres lain di luar keputusan partai.
"Kita mau menunggu dia punya kebesaran hari, menghormati masa lalunya di PDIP. Karena bertahun-tahun dia di PDI Perjuangan itu kita bukan hanya masalah politiknya, masalah utang-utang pribadinya kita beresin, supaya menjaga nama baiknya," ujar Dedi kepada wartawan, Selasa (22/8/2023).
Selain itu, PDIP juga kerap memberi panggung kepada Budiman untuk menjadi pembicara maupun narasumber.
Dedi lantas menantang Budiman untuk mengungkap apa saja jasa PDIP terhadap dirinya selama ini.
"Suruh saja dia ngaku tuh, apa saja yang sudah kita bantu. Urusannya bukan urusan ratusan juta, miliaran," tegasnya.
Lebih lanjut, Dedi menyinggung balasan Budiman setelah banyak hal yang dilakukan PDIP terhadap mantan pentolan PRD itu.
Dia menyebut, Budiman memilih menghilang setelah kalah saat Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 lalu.
"Setelah dia kalah di Pemilu 2019, dia menghilang. Itupun kalau kita undang untuk menjadi narasumber di pelatihan di mana kita beri tempat," kata Dedi.
Dia juga menyinggung, Budiman sempat meminta jatah menteri di pemerintahan Presiden Joko Widodo. Namun, keinginan itu tentu tidak bisa begitu saja dipenuhi.
"Jadi kalau dia dibilang tidak ini, yah kami tidak bisa menjamin dia menjadi menteri, itu kan hak prerogatif presiden," ucapnya.
Lebih lanjut, dia menyebut Budiman sedang mencoba bermain peran sebagai seorang pahlawan. Lantaran tak mau mundur dari keanggotannya di PDIP.
Padahal, menurutnya, Budiman sudah jelas menyalahi aturan organisasi karena memilih mendukung Prabowo ketimbang Ganjar Pranowo yang sudah dideklarasikan diusung PDIP.
"Kan dia tidak mau mundur, maunya dipecat biar dia kaya pahlawan. Padahal kan dia sudah tahu kalau berbeda pilihannya cuma ada dua, mundur atau dipecat. Jadi ya dia supaya naik harganya, bisa jadi kaya martir," ucapnya.
Sebelumnya, Politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko menyatakan tidak akan mundur sebagai kader partai berlambang kepala banteng. Menurutnya, jika mengundurkan diri, maka tak bisa memberikan argumen atas tindakannya.
Hal ini merespons kabar dirinya mendapat ultimatum dari DPP PDIP setelah menyatakan mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden (bacapres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Untuk mundur saya? Enggak ya," kata Budiman saat dihubungi, Senin (21/8).
"Bagi saya, kalau mundur itu seperti malah saya tidak mendapatkan penjelasan, tidak punya kesempatan untuk menjelaskan apa yang menjadi argumen saya," imbuhnya.
Dia merasa tak berasalah secara ideologis karena mendukung pencapresan Prabowo. Sebab, sikapnya itu hanya sekedar menerjemahkan keinginan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Namun, apabila perbuatannya dinilai salah secara organisasi, dia siap untuk mempertanggungjawabkannya.