Menkes soal Pentingnya Cegah Stunting: Kalau Kita Obatin Itu Telat, Sudah Seperti Stadium Lima

| 31 Oct 2023 18:05
Menkes soal Pentingnya Cegah Stunting: Kalau Kita Obatin Itu Telat, Sudah Seperti Stadium Lima
Tangkapan layar Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin (ANTARA/Sean Muhamad)

ERA.id - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan kasus stunting turut menentukan masa depan bangsa, karena berpengaruh besar terhadap kualitas SDM Indonesia, khususnya saat bonus demografi tahun 2030.

"Stunting menjadi sangat penting, karena menentukan apakah anak kita sehat dan pintar atau tidak," kata Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam acara peluncuran Gerakan Anak Sehat yang diikuti secara daring di Jakarta dikutip dari Antara, Selasa (31/10/2023).

Menkes mengatakan anak yang tidak stunting memiliki peluang lebih besar untuk tumbuh sehat dan pintar, sehingga dapat berkontribusi lebih untuk mengantarkan Indonesia menjadi negara maju pada saat Indonesia Emas tahun 2045.

Untuk itu Menkes menilai stunting harus dicegah sebelum terjadi, karena stunting merupakan gangguan kesehatan akut yang diketahui gejalanya dan dapat dicegah.

"Bagaimana kalau kita obatin stunting? Itu telat. Sudah seperti stadium lima, kemungkinan sembuhnya kecil. Cegah stunting," ujar Menkes.

Oleh karena itu Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kata dia memiliki 11 program intervensi stunting yang fokus pada tiga fase yakni saat sebelum ibu hamil, saat ibu hamil, dan saat sesudah kelahiran anak.

Menkes menjelaskan program tersebut juga mencakup upaya penimbangan dan pengukuran bayi. Jika didapatkan berat badan di bawah standar, maka hal tersebut dapat diintervensi segera dengan melakukan pemberian makanan tambahan berprotein hewani guna mencegah agar anak tidak stunting.

Menurutnya, berbagai upaya tersebut dapat membantu menurunkan angka stunting di Indonesia guna memaksimalkan bonus demografi Indonesia pada 2030 mendatang.

Pengentasan stunting, sambungnya, juga dapat mendorong Indonesia menjadi negara maju serta keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah atau middle income trap, yang ditandai dengan pendapatan per kapita yang menyentuh rata-rata Rp15 juta per bulan.

"Tinggal tujuh tahun lagi. Kalau tujuh tahun ke depan gak bisa naik (pendapatannya), kemungkinan anak cucu kita gak akan pernah merasakan hidup sebagai warga negara maju," tutur Menkes Budi Gunadi Sadikin.

Rekomendasi