Menko PMK Sebut Penempatan Guru di Papua Bisa dari Berbagai Disiplin Ilmu, Tak Perlu S1

| 06 Nov 2023 08:03
Menko PMK Sebut Penempatan Guru di Papua Bisa dari Berbagai Disiplin Ilmu, Tak Perlu S1
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy. (ANTARA/HO-Kemenko PMK)

ERA.id - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) RI menyatakan penempatan guru di daerah pedalaman Papua bisa dari berbagai disiplin ilmu untuk mengatasi kekurangan guru pada wilayah tersebut.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI Muhadjir Effendi dalam rilis, mengatakan bahkan guru yang akan ditempatkan di daerah pedalaman Papua Pegunungan dan Papua Tengah tak harus lulusan Strata Satu (S1).

"Standar guru tidak perlu S1 untuk mengabdi di daerah pedalaman Papua Pegunungan dan Papua Tengah," katanya dikutip dari Antara, Minggu (5/11/2023).

Menurut Menteri Muhadjir, pihaknya bisa kembali ke program sebelumnya, misalnya cukup lulusan Diploma Satu (D1) atau tamatan SMA/SMK kemudian diambil dari sekolah daerah tersebut yang memiliki nilai dan karakternya bagus untuk disekolahkan cukup setahun untuk dikembalikan menjadi pendidik.

"Apa yang direncanakan ini sangat realistis dengan kondisi yang ada di Papua kini, dari pada S1 dari luar tetapi tidak betah di tempat itu," ujarnya.

Dia menjelaskan kini menjadi perhatian serius pemerintah untuk menempatkan guru dan tenaga medis di daerah pedalaman Papua Pegunungan dan Papua Tengah untuk mendidik dan memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah tersebut.

“Kita (pemerintah) berusaha untuk bagaimana bisa mengatasi kebutuhan kekurangan tenaga guru dalam memberikan pelayanan pendidikan dasar di Papua Pegunungan dan Papua Tengah kualifikasinya tidak harus disamakan dengan daerah lainnya di Indonesia,” katanya lagi.

Dia menambahkan pemerintah harus memprioritaskan Sumber Daya Manusia (SDM) di wilayah tersebut untuk menjadi tenaga pengajar sehingga mereka bisa mengabdi bagi daerah sendiri.

“Prioritaskanlah generasi muda yang ada di tempat itu untuk ikut berperan aktif, dengan cara memberikan kemudahan-kemudahan, dipilih anak-anak terbaik untuk bisa jadi guru, tenaga kesehatan dengan sedikit menurunkan kualifikasi,” ujarnya lagi.

Rekomendasi