ERA.id - Calon Presiden (Capres) nomor urut tiga, Ganjar Pranowo membantah isu dirinya menolak untuk melanjutkan hilirisasi yang merupakan program di pemerintahan Presiden Joko Widodo, apabila terpilih sebagai presiden kedelapan RI.
Dia menegaskan, justru banyak berdiskusi dengan Presiden Jokowi mengenai hilirisasi saat berniat maju sebagai capres pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Hal itu disampaikan saat menghadiri acara yang digelar The Habibie Center bertajuk "Rembuk Ide Transisi Berkeadilan" di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis (23/11/2023).
"Aku tahu lho yang statement, 'Pak Ganjar enggak mau melakukan ini (hilirisasi)', salah!" kata Ganjar.
"Saya mau maju capres itu diskusi awalnya sama Pak Jokowi. Saya diskusi berdua panjang sekali," imbuhnya.
Dari hasil diskusi yang panjang itulah, Ganjar pun memastikan dirinya bakal melanjutkan program hilirisasi yang sudah dijalankan Presiden Jokowi, jika nantinya berhasil memenangkan Pilpres 2024.
Adapun program hilirisasi itu merupakan salah satu strategi pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Salah satu caranya dengan mengekspor suatu komoditi dari barang mentah menjadi setengah jadi, atau jadi.
"Sampai pada satu titik, (hilirisasi) butuh keberlangsungan, dan itu Ganjar," tegasnya.
Mantan gubernur Jawa Tengah itu menambahkan, diskusinya dengan Presiden Jokowi bukan berlangsung dalam hitungam jam saja. Melainkan sudah dibahas selama dua tahun.
Hal itu perlu dibuka kepada publik untuk meluruskan banyaknya isu sumir terkait komitmennya melanjutkan program kerja Presiden Jokowi di pemerintahan selanjutnya.
"Kami diskusi birokrasi bersih, kami diskusi hilirisasi, kami diskusi pertumbuhan ekonomi, kami diskusi bagaimana menggebrak dan sebagainya. Kami diskusi dua tahun, ini saya bocorkan di Habibie Center," kata Ganjar.
Meski begitu, program hilirisasi juga perlu memperhatikan analisis yang komperhensif. Mulai dari mempersiapkan sumber daya manusianya, hingga langkah-langkah mitigasi.
Hilirisasi, kata Ganjar, tidak hanya terbatas dengan komoditi sumber daya alam seperti nikel maupun timah. Tapi juga bisa berupaya hilirisasi digital dan ekonomi kreatif.
"Jangan-jangan kalau infrastruktur IT kita lebih bagus, BTS sudah ada di mana-mana, terus kemudian report area bisa mengakses, jangan-jangan hilirisasi digital," katanya.
"Jangan-jangan ekonomi akan tumbh dari ekonomi kreatif dan kemudian kita mengurangi yang sumber daya alam, sehingga kita bisa menghemat untuk anak cucu kita kelak," pungkasnya.