ERA.id - Anggota Komisi VII DPR RI, Adian Napitupulu, meminta PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) segera memberi uang duka kepada keluarga dari korban kebakaran tungku smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
Adian mengatakan prioritas pertama ialah penanganan serius terhadap korban, baik dari perusahaan maupun dari negara melalui BPJS Ketenagakerjaan/Jamsostek.
"Uang duka yang dijanjikan perusahaan minimal Rp600.000.000 per orang dan tanggungan pendidikan sampai lulus kuliah, tidak boleh ditunda-tunda dan berbelit-belit. Intinya, apa yang sudah dijanjikan harus segera direalisasikan, sehingga tidak menambah derita korban," ujar Adian dalam keterangannya di Jakarta, Jumat silam.
Ia menilai kecepatan penanganan dan sikap bertanggung jawab dari perusahaan setelah peristiwa kebakaran tersebut perlu diapresiasi. Hal tersebut menjadi bukti bahwa peristiwa itu bukan kesengajaan.
Sementara terkait pernyataan Polda Sulteng bahwa kebakaran terjadi saat tungku sedang dibersihkan, ia menyatakan bahwa hal tersebut merupakan hasil pemeriksaan mendalam, bukan asal bicara saja.
"Untuk itu, saya berharap agar perusahaan meningkatkan SOP (prosedur operasi standar) dan kontrol terhadap SOP seperti misalnya ketika sedang melakukan pemeriksaan, pembersihan ataupun perbaikan tungku maka setidaknya area dalam radius tertentu dikosongkan," kata legislator Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat V itu.
Agar peristiwa serupa tidak terulang kembali, Adian meminta perusahaan meningkatkan SOP sesuai hasil pemeriksaan dari Polda Sulteng Dan sekaligus nantinya dapat menjadi bukti keseriusan perusahaan untuk mencegah berulangnya peristiwa.
"Jika SOP tersebut diperbaiki dibarengi dengan meningkatkan disiplin K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) maka produksi tetap bisa dijalankan dengan tingkat kehati-hatian yang lebih tinggi," kata Adian.
Berdasarkan laporan terakhir, insiden ledakan tungku smelter nikel di ITSS telah menelan korban 19 orang meninggal yang terdiri dari 11 TKI dan 8 TKA, 29 orang luka berat, dan 11 orang luka ringan.
Saat ini, berdasarkan hasil kunjungan tim Kemenko Marves, penanganan korban yang masih dalam perawatan sudah dilakukan dengan baik, termasuk melakukan evakuasi atas korban yang dirawat ke Makassar dan Jakarta.