Polio Kembali Serang Anak-Anak, Atikoh Ganjar Nilai Pemerintah Kecolongan

| 19 Jan 2024 16:17
Polio Kembali Serang Anak-Anak, Atikoh Ganjar Nilai Pemerintah Kecolongan
Siti Atikoh saat menghadiri acara Istighosah Kebangsaan untuk Indonesia bersama belasan ribu ibu-ibu Nahdlatul Ulama (NU) di Jatim Expo, Surabaya, Jumat (19/1/2024). (Puan/ERA.id)

ERA.id - Siti Atikoh Suprianti, istri calon presiden Ganjar Pranowo, membahas virus polio yang menyerang anak-anak. Virus itu kembali lagi, setelah 8 tahun tak muncul ke permukaan. Menurutnya, pemerintah kecolongan karena kurangnya imunisasi.

Atikoh menilai, kecolongan ini kemungkinan karena pemerintah fokus dengan vaksinansi Pandemi Covid-19 pada tahun sebelumnya.

“Mungkin kita aja kecolongan (imunisasi polio) kemarin ketika pandemi hingga imunisasi kurang coveragenya kurang,” kata Atikoh, saat menghadiri acara Istighosah Kebangsaan untuk Indonesia bersama belasan ribu ibu-ibu Nahdlatul Ulama (NU) di Jatim Expo, Surabaya, Jumat (19/1/2024).

Atikoh mengungkapkan bahwa sebenarnya di Indonesia pada 2014 sudah eradikasi atau bebas dari virus Polio. Tetapi kenyataannya, sekarang ditemukan kembali penyakit ini menyerang anak-anak yang dapat menyebabkan kelumpuhan.

“Padahal targetnya 2026 seluruh indonesia bebas polio. Jadi, ini bukan hanya perhatian indonesia juga, tapi juga secara keseluruhan dunia juga memperhatikan ini, karena sudah 8 tahun bebas, kok sekarang muncul lagi,” ungkapnya.

Atikoh menjelaskan pemerintah dan pihak terkait harus mengedukasi masyarakat terkait pentingnya imunisasi Polio. “Yang pertama kalau untuk pencegahan kan jalan satu-satunya imunisasi kepada anak-anak, karena yang rentan anak di bawah umur lima tahun,” terangnya.

“Imunisasi harus bener-benar komplit, lima kali enam kali untuk booster,” tuturnya.

Lebih lanjut Atikoh juga membeberkan janji program Ganjar-Mahfud untuk menyelesaikan masalah kesehatan termasuk imunisasi polio, salah satunya memperkuat satu desa satu Puskesmas.

Ia menyebut bahwa posyandu yang ada di Indonesia berjumlah ratusan ribu lebih dengan jumlah kader 1,5 juta. Hal itu tentunya tidak membuat berat pemerintah untuk mengimunisasi.

“Posyandu di Indonesia ada berjumlah 330.000 ribu lebih, dengan jumlah kader 1,5 juta. Tentu tidak berat bagi negara, kalau kita memang mau mencetak generasi unggul dengan cara semua warga negara kuat, semua warga negara itu sehat,” pungkasnya.

Rekomendasi